Produksi ikan di Palembang belum mencukupi

Kamis, 05 Juli 2012 - 11:49 WIB
Produksi ikan di Palembang belum mencukupi
Produksi ikan di Palembang belum mencukupi
A A A
Sindonews.com - Produksi ikan yang dihasilkan saat ini ternyata belum mencukupi kebutuhan konsumsi ikan masyarakat di Palembang yang mencapai 18 ton per hari.

Kepala Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (DP2K) Kota Palembang Sudirman Tegoeh mengungkapkan, berdasarkan catatan pihaknya, saat ini produksi ikan yang dihasilkan pengusaha dan petani ikan hanya berkisar 12–15 ton per hari. Khusus pasokan ikan di Pasar Induk Jakabaring, tidak hanya berasal dari Palembang, tapi juga dari Kabupaten Ogan Ilir(OI), Banyuasin, Musi Banyuasin, dan Ogan Komering Ilir (OKI).

“Konsumsi ikan kita ini (Kota Palembang) tertinggi di Indonesia. Biasanya ikan-ikan ini menjadi bahan baku untuk membuat sejumlah makanan khas Palembang, seperti pempek, model, kerupuk,” ujarnya seusai menghadiri panen perdana tambak ikan di Kelurahan Kebun Bunga kemarin.

Sudirman menjelaskan, jenis ikan yang paling diminati untuk dikonsumsi berupa lauk, adalah ikan patin, lele, dan nila. Namun, saat ini nilai jual ketiga jenis ikan ini dari pengusaha ke pengepul ikan masih rendah. Untuk 1 kg ikan patin, diterima pengepul ikan hanya Rp11.000, padahal harga ikan-ikan tersebut bisa saja dijual hingga Rp14.000.
“Jangan sampai pasar yang mengatur harga. Karena itulah, kalau ikan sedang banyak di pasar ditahan dulu, biarlah diternak. Dengan begitu, pengusaha ikan bisa mengatur harga,” serunya.

Saat ini pihaknya sudah menggelontorkan program Gerakan Masyarakat Manfaatkan Kolam Harapan Produksi atau Gemas Malam Hari. Dalam program ini, pihaknya menyediakan 350.000 bibit ikan yang disebar ke 81 kolam ikan di Pulokerto dan pengusaha ikan.

Tak hanya itu, pihaknya juga memberikan penyuluhan terkait budi daya ikan agar petani dan pengusaha ikan semakin cerdas dan mampu menghasilkan ikan-ikan yang berkualitas.

“Sebenarnya ada dua jenis bantuan yang kita berikan pada program ini, yakni keramba jaring apung dan kolam ikan, termasuk pemberian bibit dan penyuluhan atau teknis budi daya ikannya,” katanya.

Salah seorang pengusaha ikan di Palembang, Parmidi Hadi, mengungkapkan, di dalam kolam ikan miliknya yang berukuran 30 x 30 meter persegi, saat ini ada 18 ton ikan. Ikan-ikan ini sudah dikembangbiakkan sejak Desember 2011. “Awalnya bibit ikan patin ada 28.000 ekor dan ikan nila 1 ton. Kini, ada 18 ton (ikan) yang siap dipanen,” ujarnya.

Adapun modal awal budi daya ikan miliknya ini sebesar Rp150 juta. Sementara, hasil penjualan 18 ton ikan yang dibudidayakannya ini diyakini mampu mendatangkan omzet hingga Rp225 juta. “Kendala kita saat ini (dalam memasarkan ikan), karena harga ikan sedang anjlok. Kita nunggu harga stabil dulu, baru dijual ke pasar,” tukasnya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Palembang Romi Herton yang ikut panen perdana tambak ikan mengatakan, kegiatan budi daya ikan ini akan terus didukung Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang melalui pemberian bibit ikan gratis.

“Kita akan terus men-support pengusaha ikan di Palembang untuk terus mengembangkan usahanya. Ke depan, kita mewajibkan setiap kelurahan minimal ada lima pengusaha ikan yang secara langsung dibina oleh dinas terkait. Bahkan, pada 2013 kita akan memberikan dana stimulan untuk setiap kelurahan sebesar Rp200 juta per tahun untuk membina para entrepreneur di bidang perikanan ini,” pungkasnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4036 seconds (0.1#10.140)