Semester I, Bank Mega Syariah salurkan kredit Rp4,57 T
Minggu, 12 Agustus 2012 - 11:17 WIB
Semester I, Bank Mega Syariah salurkan kredit Rp4,57 T
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Mega Syariah menyalurkan pembiayaan mencapai Rp4,57 triliun sampai dengan semester 1 tahun 2012. Bisnis pembiayaan mikro merupakan fokus Bank Mega Syariah dalam penyaluran pembiayaan dengan nilai mencapai Rp3,51 triliun atau 69 persen dari total porsi pembiayaan.
"Pembiayaan mayoritas di mikro, yaitu pembiayaan dari Rp25-500 juta. Itu posisinya Rp 3,51 triliun atau 69 persen dari total pembiayaan," kata Direktur Utama Bank Mega Syariah Beny Witjaksono di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Beny, pembiayaan mikro meningkat 27 persen pada Juni 2012 dibanding periode yang sama tahun lalu Rp2,48 triliun. Ia menjelaskan bisnis pembiayaan mikro harus mengandalkan sumber daya manusia dan jaringan yang luas dengan 339 kantor cabang di seluruh Indonesia. "Yang jelas bisnis mikro, bisnis yang mengandalkan people dan network. Hingga saat ini pembiayaan mikro kita disalurkan langsung tanpa perantara," tambahnya.
Di samping pembiayaan mikro, kontribusi pembiayaan Bank Mega Syariah juga didapat dari pembiayaan bersama (joint financing) sebesar Rp571 miliar (12 persen), talangan haji Rp400 miliar (9 persen), dan gadai emas Rp359 miliar (10,23 persen).
Per Juni 2012 Bank Mega Syariah berhasil memupuk aset Rp5,69 triliun atau meningkat 33 persen dari Juni tahun lalu sebesar Rp4,49 triliun. Laba anak usaha PT Bank Mega Tbk tersebut mencapai Rp119,3 miliar atau meningkat 203 persen dari posisi yang sama 2011 sebesar Rp39,4 miliar.
"Laba karena kita berhasil meningkatkan pendapatan dari hasil operasional sekarang Rp386 miliar, posisi yang sama tahun lalu Rp303 miliar. Dari sisi biaya kami berhasil menekan cost of fund secara absolut, walaupun meningkat dari Rp126 miliar menjadi Rp146 miliar, tetapi volume meningkat sehingga cost of fund dari 6,25 persen menjadi 5,61 ersen," tutur Beny.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) Bank Mega Syariah tercatat mencapai Rp5,02 triliun per Juni 2012 atau meningkat 30 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp3,85 triliun. Dari DPK tersebut, pembiayaan giro mencapai Rp1,45 triliun, tabungan Rp1 triliun, dan deposito menjadi komponen terbesar dengan Rp2,4 triliun.
"Pembiayaan mayoritas di mikro, yaitu pembiayaan dari Rp25-500 juta. Itu posisinya Rp 3,51 triliun atau 69 persen dari total pembiayaan," kata Direktur Utama Bank Mega Syariah Beny Witjaksono di Jakarta, akhir pekan lalu.
Menurut Beny, pembiayaan mikro meningkat 27 persen pada Juni 2012 dibanding periode yang sama tahun lalu Rp2,48 triliun. Ia menjelaskan bisnis pembiayaan mikro harus mengandalkan sumber daya manusia dan jaringan yang luas dengan 339 kantor cabang di seluruh Indonesia. "Yang jelas bisnis mikro, bisnis yang mengandalkan people dan network. Hingga saat ini pembiayaan mikro kita disalurkan langsung tanpa perantara," tambahnya.
Di samping pembiayaan mikro, kontribusi pembiayaan Bank Mega Syariah juga didapat dari pembiayaan bersama (joint financing) sebesar Rp571 miliar (12 persen), talangan haji Rp400 miliar (9 persen), dan gadai emas Rp359 miliar (10,23 persen).
Per Juni 2012 Bank Mega Syariah berhasil memupuk aset Rp5,69 triliun atau meningkat 33 persen dari Juni tahun lalu sebesar Rp4,49 triliun. Laba anak usaha PT Bank Mega Tbk tersebut mencapai Rp119,3 miliar atau meningkat 203 persen dari posisi yang sama 2011 sebesar Rp39,4 miliar.
"Laba karena kita berhasil meningkatkan pendapatan dari hasil operasional sekarang Rp386 miliar, posisi yang sama tahun lalu Rp303 miliar. Dari sisi biaya kami berhasil menekan cost of fund secara absolut, walaupun meningkat dari Rp126 miliar menjadi Rp146 miliar, tetapi volume meningkat sehingga cost of fund dari 6,25 persen menjadi 5,61 ersen," tutur Beny.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) Bank Mega Syariah tercatat mencapai Rp5,02 triliun per Juni 2012 atau meningkat 30 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp3,85 triliun. Dari DPK tersebut, pembiayaan giro mencapai Rp1,45 triliun, tabungan Rp1 triliun, dan deposito menjadi komponen terbesar dengan Rp2,4 triliun.
(and)
