IFC berbagi ilmu mengelola perusahaan keluarga
A
A
A
Sindonews.com - Perusahaan keluarga menjadi salah satu elemen penting yang ikut berperan dalam memberikan kontribusi perekonomian sebuah negara, termasuk di Indonesia. Hanya saja perusahaan seperti ini tidak bisa maksimal karena tidak memiliki tata kelola perusahaan yang baik.
Operation Officer Corporate Governance International Finance Corporation (IFC) Moez Miaoui mengatakan, ekonomi di Asia Pasifik banyak menggantungkan pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). UMKM telah menjadi tulang punggung ekonomi Negara dengan mayoritas kepemilikan usaha di tangan keluarga.
“Di Asia Pasifik termasuk Indonesia, UMKM ini menjadi tulang punggung ekonomi negara,” jelas Moez disela Pelatihan tata Kelola Perusahaan Keluarga di Yogyakarta, Kamis (27/9/2012).
Menurutnya, bisnis keluarga sendiri banyak dilanda permasalahan serius yang bisa mengancam eksistensinya. Sebab kebanyakan bisnis keluarga ini, dipegang oleh generasi pertama.
Akibatnya ketika akan transfer pada generasi kedua dan ketiga, akan muncul permasalahan pelik. Disinilah peran tata kelola perusahaan yang baik sangat dibutuhkan.
Permasalahan yang lain, terletak pada kualitas sumber daya manusia. Bisnis keluarga kerap menempatkan anggota keluarga untuk duduk dalam jabatan strategis. Sedangkan orang dari luar akan sulit bisa menempati pos ini kendati kualitasnya bagus.
Hal inilah yang menjadikan arti penting tata kelola perusahaan bisa lebih transparan dengan peran tanggungjawab kepada manager dan pemilik usaha.
“Dengan pelatihan ini kita harapkan tata kelola perusahaan akan lebih baik agar diminati investor,” jelasnya.
IFC sebagai lembaga keuangan bank dunia, imbuhnya, tidak hanya memberikan pendampingan dalam sisi teknis saja. Namun akan ada bantuan dana untuk pengembangan usaha. Hanya saja guliran dana ini masih dalam tahap pembahasan dan kajian.
“Terpenting dari pelatihan ini adalah kemampuan perusahaan mengidentifikasi permasalahan agar perusahaan bias berlanjut agar bisa menyerap lapangan pekerjaan,” jelasnya.
Communication Analyst IFC, Ariavitta Purnamasari mengatakan, pelatihan yang dilaksanakan IFC bersama dengan Family Business Network Asia (FBN) dan Indonesian Institute Corporate Directorship (IICD) ini akan berlangsung hingga tiga hari kedepan ini merupakan pelatihan pertama.
Pesertanya ada 20 orang yang berasal dari Jakarta dan Surabaya.Sengaja dipilih di Yogyakarta, karena banyak memiliki UMKM, dan jauh dari pusat kota dan bisnis. “Peserta ini berasal dari ekonomi mikro, hingga perusahaan yang besar,” jelasnya.
Program tata kelola ini sendiri baru diluncurkan pada bulan Juli silam. IFC akan memberikan pendampingan kepada perusahaan yang beroperasi di Indonesia, agar bisa melakukan tata kelola perusahaan yang lebih baik.
Operation Officer Corporate Governance International Finance Corporation (IFC) Moez Miaoui mengatakan, ekonomi di Asia Pasifik banyak menggantungkan pada sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). UMKM telah menjadi tulang punggung ekonomi Negara dengan mayoritas kepemilikan usaha di tangan keluarga.
“Di Asia Pasifik termasuk Indonesia, UMKM ini menjadi tulang punggung ekonomi negara,” jelas Moez disela Pelatihan tata Kelola Perusahaan Keluarga di Yogyakarta, Kamis (27/9/2012).
Menurutnya, bisnis keluarga sendiri banyak dilanda permasalahan serius yang bisa mengancam eksistensinya. Sebab kebanyakan bisnis keluarga ini, dipegang oleh generasi pertama.
Akibatnya ketika akan transfer pada generasi kedua dan ketiga, akan muncul permasalahan pelik. Disinilah peran tata kelola perusahaan yang baik sangat dibutuhkan.
Permasalahan yang lain, terletak pada kualitas sumber daya manusia. Bisnis keluarga kerap menempatkan anggota keluarga untuk duduk dalam jabatan strategis. Sedangkan orang dari luar akan sulit bisa menempati pos ini kendati kualitasnya bagus.
Hal inilah yang menjadikan arti penting tata kelola perusahaan bisa lebih transparan dengan peran tanggungjawab kepada manager dan pemilik usaha.
“Dengan pelatihan ini kita harapkan tata kelola perusahaan akan lebih baik agar diminati investor,” jelasnya.
IFC sebagai lembaga keuangan bank dunia, imbuhnya, tidak hanya memberikan pendampingan dalam sisi teknis saja. Namun akan ada bantuan dana untuk pengembangan usaha. Hanya saja guliran dana ini masih dalam tahap pembahasan dan kajian.
“Terpenting dari pelatihan ini adalah kemampuan perusahaan mengidentifikasi permasalahan agar perusahaan bias berlanjut agar bisa menyerap lapangan pekerjaan,” jelasnya.
Communication Analyst IFC, Ariavitta Purnamasari mengatakan, pelatihan yang dilaksanakan IFC bersama dengan Family Business Network Asia (FBN) dan Indonesian Institute Corporate Directorship (IICD) ini akan berlangsung hingga tiga hari kedepan ini merupakan pelatihan pertama.
Pesertanya ada 20 orang yang berasal dari Jakarta dan Surabaya.Sengaja dipilih di Yogyakarta, karena banyak memiliki UMKM, dan jauh dari pusat kota dan bisnis. “Peserta ini berasal dari ekonomi mikro, hingga perusahaan yang besar,” jelasnya.
Program tata kelola ini sendiri baru diluncurkan pada bulan Juli silam. IFC akan memberikan pendampingan kepada perusahaan yang beroperasi di Indonesia, agar bisa melakukan tata kelola perusahaan yang lebih baik.
(hyk)