BATAN: Indonesia harus miliki PLTN di 2016

Minggu, 30 September 2012 - 18:00 WIB
BATAN: Indonesia harus miliki PLTN di 2016
BATAN: Indonesia harus miliki PLTN di 2016
A A A
Sindonews.com - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sedang melakukan survei kelayakan terkait pembangunan Perusahaan Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Bangka Belitung, Kepulauan Riau (Kepri). BATAN menilai, Indonesia harus memiliki PLTN pada 2016.

Kepri dinilai sebagai daerah yang aman untuk mendirikan PLTN. Sayangnya, sikap pemerintah kurang mendukung rencana tersebut. Padahal Pulau Jawa, Sumatera, Bali dan Madura merupakan daerah yang mengonsumsi listrk terbanyak.

"Seharusnya tahun 2016 Indonesia harus sudah memiliki PLTN untuk memenuhi kebutuhan listrik," kata Kepala Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATAN A Sarwiyana Sastratenaya di Depok, Minggu (30/9/2012).

Sesuai Undang–Undang (UU) tahun 2016-2019, PLTN sudah harus dioperasikan. Sementara untuk membangun PLTN butuh waktu 10-15 tahun. Diakui dia, ada sejumlah hal yang masih belum terselesaikan, yakni national position, manajemen serta keterlibatan pemangku kepentingan, salah satunya pemerintah yang selama ini masih lemah.

Di kawasan Asia saja, China telah membangun 25 PLTN, sejumlah diantaranya sedang dalam tahap konstruksi. "PLTN China sudah banyak karena menyadari rakyatnya banyak. Indonesia keempat penduduk terbesar di dunia, tapi tak memiliki nuklir seperti Nigeria dan Bangladesh," paparnya.

Ditegaskan Sarwiyana, tidak ada tempat yang dilarang untuk mendirikan PLTN. Di Jepang saja, kata dia, banyak PLTN berdiri kendati Jepang merupakan negara rawan gempa. Yang bisa dilakukan adalah, sambung dia, mengenali lokasi yang minim akan gempa.

"Salah satunya di Bangka. Kami sudah menyiapkan 19 isu infrastruktur baik soft ataupun hard tetapi masih ada tiga hal yang mengganjal," ucapnya.

Sebelumnya, BATAN sudah sempat membangun PLTN di Muria. Namun karena adanya penolakan, sehingga dibatalkan. "Padahal PLTN untuk memenuhi listrik sejumlah pulau. Kami sedang mencari lagi daerah yang memiliki sedikit masalah namun tidak jauh dari Pulau Jawa dan Madura," tutup Sarwiyana.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7226 seconds (0.1#10.140)