Pasar industri pangan diperkirakan Rp700 T

Rabu, 03 Oktober 2012 - 18:06 WIB
Pasar industri pangan diperkirakan Rp700 T
Pasar industri pangan diperkirakan Rp700 T
A A A
Sindonews.com - Pasar industri pangan nasional hingga akhir tahun ini diperkirakan akan mencapai Rp700 triliun. Jumlah itu mengalami kenaikan dibandingkan realisasi pada tahun lalu yang sebesar Rp650 triliun.

Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (Gapmmi) Yusuf Hady mengatakan, pertumbuhan pasar industri pangan per tahun biasanya mencapai sekitar 5-10 persen. Namun apabila ada pengaruh inflasi, maka pertumbuhannya bisa mencapai 10-12 persen per tahun.

“Pasar naik Rp700 triliun itu bisa sampai 10 persen dari total GDP kita. Untuk semester I dan II sama-sama seimbang porsi pertumbuhannya,” kata Yusuf dalam jumpa pers Food Ingredients Asia (Fi Asia) di Jakarta, Rabu (3/10/2012).

Meski demikian, Yusuf mengatakan, pasar dalam negeri masih bergantung pada impor. Dia menyebutkan, impor produk pangan secara kumulatif di ASEAN pada tahun lalu mencapai USD1,53 miliar. Sedangkan selama periode Januari hingga Mei 2012 mencapai USD863 juta, atau naik dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar USD744 juta.

Menurutnya, dari total produk pangan yang masuk ke Indonesia, porsi dari Malaysia secara rata-rata bisa mencapai sekitar 40-50 persen. Sedangkan impor produk pangan di seluruh dunia pada tahun lalu mencapai USD5,90 miliar.

Jumlah itu termasuk impor di ASEAN yang sebesar USD1,53 miliar. Untuk periode Januari hingga Mei 2012 mencapai USD2,26 miliar, atau turun dibandingkan dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar USD2,29 miliar.

Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Benny Wahyudi mengatakan, bahan baku impor yang cukup besar pada tahun lalu, diantaranya adalah gandum yang mencapai 5,6 juta ton, gula 2,7 juta ton, biji kedelai lebih dari 2 juta ton dan lebih dari 70 persen bahan baku untuk industri pengolahan susu.

Untuk itu, kata dia, perlu dilakukan hilirisasi untuk sektor industri makanan dan minuman nasional. “Selundupan produk haram dan impor sebaiknya dihindari, sebisa mungkin maksimalkan dorong untuk investasi di Indonesia. Indonesia memiliki banyak bahan baku, seperti CPO, kopi, cokelat, dan hasil alam lainnya,” kata Benny.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S Lukman menambahkan, produk impor illegal harus ditindak tegas guna mendorong industri makanan dan minuman nasional. Di sisi lain, kata dia, pelaku usaha akan terus mendorong ekspor namun tetap memprioritaskan pasar domestik.

“Produk jadi yang diekspor ke sejumlah negara, antara lain kopi, cokelat, makanan ringan, mie instan, hasil laut, dan hasil kelapa,” katanya.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6356 seconds (0.1#10.140)