NPI defisit, Hatta masih optimistis
Selasa, 04 Desember 2012 - 13:19 WIB

NPI defisit, Hatta masih optimistis
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengungkapkan lonjakan impor di bulan Oktober yang menyebabkan defisit baik secara month to month (m to m) maupun komulatif (Januari-Oktober) masih sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
Pasalnya, penyebab utama Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) naiknya impor adalah pesawat terbang dimana merupakan bagian konektivitas.
"Itu penyebab utamanya adalah impor pesawat yang banyak sekali, tapi ini sejalan dengan perekonomian ekonomi kita, mobilitas masyarakat di kawasan timur kita yang tinggi sekali. Jadi kekurangan pesawat, kekurangan bandara, ini menyangkut connectivity," ujar Hatta di Hotel Gran Melia, Jakarta, Selasa (4/12/2012).
Selain itu, defisit juga disebabkan oleh jatuhnya harga komoditas. Pada sisi bahan baku, impor juga mengalami penurunan. Menurutnya, impor yang bersifat subsitusi berjalan bagus. "Ini menunjukan bahwa industri bahan baku naik," ucapnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) kembali mencatat defisit pada neraca perdagangan bulan Oktober 2012 sebesar USD1,55 miliar.
"Defisit terjadi karena andil dari beberapa negara yang defisit perdagangannya besar adalah China Jepang dan Australia kemudian Singapura," ucap Deputi Bidang Sosial Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/12/2012)
Sementara itu secara komulatif neraca perdagangan yang awalnya surplus berbalik defisit dengan catatan USD516,1 juta. "Ya beginilah perdagangan, ada saatnya surplus dan ada rugi seperti defisit sekarang," tegasnya.
Pasalnya, penyebab utama Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) naiknya impor adalah pesawat terbang dimana merupakan bagian konektivitas.
"Itu penyebab utamanya adalah impor pesawat yang banyak sekali, tapi ini sejalan dengan perekonomian ekonomi kita, mobilitas masyarakat di kawasan timur kita yang tinggi sekali. Jadi kekurangan pesawat, kekurangan bandara, ini menyangkut connectivity," ujar Hatta di Hotel Gran Melia, Jakarta, Selasa (4/12/2012).
Selain itu, defisit juga disebabkan oleh jatuhnya harga komoditas. Pada sisi bahan baku, impor juga mengalami penurunan. Menurutnya, impor yang bersifat subsitusi berjalan bagus. "Ini menunjukan bahwa industri bahan baku naik," ucapnya.
Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) kembali mencatat defisit pada neraca perdagangan bulan Oktober 2012 sebesar USD1,55 miliar.
"Defisit terjadi karena andil dari beberapa negara yang defisit perdagangannya besar adalah China Jepang dan Australia kemudian Singapura," ucap Deputi Bidang Sosial Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/12/2012)
Sementara itu secara komulatif neraca perdagangan yang awalnya surplus berbalik defisit dengan catatan USD516,1 juta. "Ya beginilah perdagangan, ada saatnya surplus dan ada rugi seperti defisit sekarang," tegasnya.
(gpr)