Perbankan Syariah Sulsel kekurangan 20 ribu SDM

Rabu, 19 Desember 2012 - 15:30 WIB
Perbankan Syariah Sulsel kekurangan 20 ribu SDM
Perbankan Syariah Sulsel kekurangan 20 ribu SDM
A A A
Sindonews.com - Pertumbuhan perbankan syariah dalam dua tahun di Sulsel menujukkan peningkatan. Total aset perbankan syariah hingga November 2012 mencapai Rp3,98 triliun atau tumbuh 55,12 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Kepala Biro Bina Perekonomian Provinsi Sulsel Drs Muhammad Firda M.Si mengatakan, adanya trend positif perkembangan bank-bank syariah di daerah ini, harus diimbangi dengan ketersediaan sumber daya syariah. Sehingga ke depan kontribusinya lebih maksimal lagi.

Saat ini perbankan syariah mampu memberi kontribusi 35.87 persen dengan tren perkembangan market share 5.2 persen di atas normal 4.1 persen.

Adapun dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun Rp1,82 triliun atau meningkat 33,7 persen dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk pembiayaan mencapai Rp2,11 triliun, dimana tahun 2011 lalu hanya Rp1,5 triliun.

“Dengan mengacu pada perkembangan bank syariah selama ini, maka berimbas pada peningkatan tenaga kerja yang dibutuhkan. Dari pencapaian-pencapain tersebut, maka Sulsel masih kekurangan 20 ribu tenaga kerja di bidang perbankan syariah,” ungkapnya saat membuka seminar internasional akuntansi syariah di Universitas Muhammadiyah (Unismuh), Makassar, Rabu (19/12/2012).

Muh Firda menjelaskan, masalah human capital ini memang sangat penting. Penyiapan tenaga kerja sebanyak itu, kata dia, tak mungkin bisa dilakukan oleh masing-masing Bank Syariah. Tiap bank hanya maksimal bisa menyediakan sekitar 35 orang setiap tahun lewat pendidikan yang dilaksanakan sekitar.

Sedangkan yang dibutuhkan jumlahnya ribuan. Karenanya, hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi Perguruan Tinggi untuk menghasilkan luaran yang memiliki kompetensi di bidang perbankan syariah.

Selain Muh Firda, dalam kesempatan tersebut juga hadir sebagai pembicara Guru Besar dari Universitas Malaysia Prof. Dr. Akhyar Adnan. Guru Besar Unhas Prof Dr H Gagaring Pagalung, SE, MS, dan Dosn Unismuh Dr Euis Eka Pramiarsih MPd.

Sementara itu, Akhyar Adnan mengungkapkan, dalam system perekonomian syariah termasuk perbankan syariah di dalamnya, dikenal proses akuntansi syariah seperti yang dikemukakan al-qur’an. Akuntansi syariah inilah yang dijadikan landasan dalam melakukan pelaporan kegiatan perekonomian.

“Dalam akuntansi syariah khususnya Perbankan Syariah menganut sistem dan anturan seperti Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Salam, Istisna’, Ijarah dan Qardhul Hasan,” ungkapnya.

Untuk itu, setiap bentuk-bentuk transaksi syariah haruslah menekankan pada paradigma syariah adalah harus saling menghargai, amanah dan Al-falah, muamalah, akuntabilitas dengan memperhatikan asas transaksi yakni mengutamakan persaudaraan, keadilan, kemaslahatan, keseimbangan dan universalisme.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5677 seconds (0.1#10.140)