Beras jadi pemicu inflasi DIY
A
A
A
Sindonews.com - Inflasi di Kota Yogyakarta pada bulan Desember tercatat sebesar 0,66 persen. Tingginya inflasi ini dipengaruhi naiknya bahan makanan pokok khususnya beras yang memberikan andil 0,13 persen atau naik 3,48 persen. Sebelumnya pada bulan November Inflasi di Kota Yogyakarta hanya 0,22 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Wien Kusdiatmono mengatakan, kenaikan inflasi banyak ditopang dari kenaikan harga sejumlah bahan makanan pokok. Kebetulan pada bulan Desember merupakan hari Natal yang berpengaruh terhadp melonjakknya permintaan.
Kondisi ini diperparah dengan banyaknya wisatawan yang datang di Yogyakarta saat liburan sekolah. Akibatnya, permintaan akan bahan makanan pokok mengalami peningkatkan, hingga menjelang tahun baru. Cuaca ekstrem juga mempengaruhi ketersediaan stok dan menghambat proses distribusi.
“Permintaan meningkat, jadinya membuat harga bahan makanan meningkat dan berpengaruh dalam inflasi,” jelas Wien pada release statistic bulanan di kantornya, Rabu (2/1/2013).
Komoditas yang banyak mengalami kenaikan adalah beras dengan kenaikan 3,48 persen dengan andil 0,13 persen. Selain itu soto juga mmeberikan andil 0,09 persen, daging sapi bahan bakar masing-masing memberikan andil 0,07 persen. Angkutan, telur ayam dan bawang andil 0,03 persen dan sayuran dan daging kambing memberikan andil 0,02 persen.
Selain bahan makanan kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau harganya juga naik 0,53 persen, perumahan listrik air 0,53 persen, sandang 0,08 persen, kesehatan 0,2 peren, pendidikan, rekreasi dan olahrga 0,05 persen.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil negatif dalam inflasi, di antaranya pepaya, gula pasir, daging ayam ras yang turun 6,24 persen hingga 1,33 persen dengan andil masing-maisng -0,02. Selain itu juga komoditas alak, cabe merah, semangka, daun singkong dan bawang putih dengan anidl masing-masing -0,01 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY, Wien Kusdiatmono mengatakan, kenaikan inflasi banyak ditopang dari kenaikan harga sejumlah bahan makanan pokok. Kebetulan pada bulan Desember merupakan hari Natal yang berpengaruh terhadp melonjakknya permintaan.
Kondisi ini diperparah dengan banyaknya wisatawan yang datang di Yogyakarta saat liburan sekolah. Akibatnya, permintaan akan bahan makanan pokok mengalami peningkatkan, hingga menjelang tahun baru. Cuaca ekstrem juga mempengaruhi ketersediaan stok dan menghambat proses distribusi.
“Permintaan meningkat, jadinya membuat harga bahan makanan meningkat dan berpengaruh dalam inflasi,” jelas Wien pada release statistic bulanan di kantornya, Rabu (2/1/2013).
Komoditas yang banyak mengalami kenaikan adalah beras dengan kenaikan 3,48 persen dengan andil 0,13 persen. Selain itu soto juga mmeberikan andil 0,09 persen, daging sapi bahan bakar masing-masing memberikan andil 0,07 persen. Angkutan, telur ayam dan bawang andil 0,03 persen dan sayuran dan daging kambing memberikan andil 0,02 persen.
Selain bahan makanan kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau harganya juga naik 0,53 persen, perumahan listrik air 0,53 persen, sandang 0,08 persen, kesehatan 0,2 peren, pendidikan, rekreasi dan olahrga 0,05 persen.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil negatif dalam inflasi, di antaranya pepaya, gula pasir, daging ayam ras yang turun 6,24 persen hingga 1,33 persen dengan andil masing-maisng -0,02. Selain itu juga komoditas alak, cabe merah, semangka, daun singkong dan bawang putih dengan anidl masing-masing -0,01 persen.
(gpr)