Subsidi listrik 2012 jebol Rp29,5 T
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan, anggaran untuk subsidi listrik pada tahun 2012 lalu jebol hingga Rp29,5 triliun atau 45 persen menjadi Rp94,5 triliun dari rencana semula Rp65 triliun.
"Subsidi listrik dianggarkan Rp65 triliun, realisasinya Rp94,5 triliun. (Angka itu) 45 persen lebih tinggi dari anggaran," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (7/1/2013).
Dia menjelaskan, meningkatnya beban subsidi listrik hingga melampaui pagu anggaran ini disebabkan meningkatnya harga minyak mentah nasional (Indonesian crude price/ICP) dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (USD).
Sementara di sisi lain, banyak pembangkit listrik di Tanah Air yang masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai bahan bakar.
"Tingginya realisasi ICP, nilai tukar, dan fuel mix bahan bakar pembangkit listrik menyebabkan subsidi listrik membengkak," simpul Agus.
Pada kesempatan yang sama, mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut juga mengemukakan bahwa subsidi energi secara keseluruhan membengkak hingga Rp104 triliun selama 2012.
"Subsidi energi tahun 2012 mencapai Rp306,5 triliun. Sebelumnya direncanakan Rp202,4 triliun, atau 151 persen dari anggaran," tuturnya. Adapun, subsidi BBM pada tahun lalu juga jebol hingga 54 persen menjadi Rp211,9 triliun.
"Subsidi listrik dianggarkan Rp65 triliun, realisasinya Rp94,5 triliun. (Angka itu) 45 persen lebih tinggi dari anggaran," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (7/1/2013).
Dia menjelaskan, meningkatnya beban subsidi listrik hingga melampaui pagu anggaran ini disebabkan meningkatnya harga minyak mentah nasional (Indonesian crude price/ICP) dan melemahnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (USD).
Sementara di sisi lain, banyak pembangkit listrik di Tanah Air yang masih menggunakan bahan bakar minyak (BBM) sebagai bahan bakar.
"Tingginya realisasi ICP, nilai tukar, dan fuel mix bahan bakar pembangkit listrik menyebabkan subsidi listrik membengkak," simpul Agus.
Pada kesempatan yang sama, mantan Direktur Utama Bank Mandiri tersebut juga mengemukakan bahwa subsidi energi secara keseluruhan membengkak hingga Rp104 triliun selama 2012.
"Subsidi energi tahun 2012 mencapai Rp306,5 triliun. Sebelumnya direncanakan Rp202,4 triliun, atau 151 persen dari anggaran," tuturnya. Adapun, subsidi BBM pada tahun lalu juga jebol hingga 54 persen menjadi Rp211,9 triliun.
(rna)