Kabinet Jepang setujui stimulus 10,3 triliun yen
A
A
A
Sindonews.com - Kabinet Jepang menyetujui program stimulus yang diajukan Perdana Menteri Jepang yang baru terpilih, Shinzo Abe sebesar 10,3 triliun yen atau setara USD116 miliar.
Paket stimulus yang diumumkan hari ini meliputi 3,8 miliar yen untuk pencegahan bencana alam dan 3,1 triliun yen untuk menstimulasi investasi. Stimulus fiskal ini diharapkan dapat mendongkrak gross domestic product (GDP) Jepang sebanyak 2 persen poin dan menambah sekitar 600 ribu lapangan kerja baru.
Abe mengatakan, Jepang telah kehilangan daya saing karena mata uang yang kuat dan itu tugas pemerintah dan BOJ (Bank of Japan) untuk membalikkan keuntungan yen untuk kepentingan ekonomi.
"Saya ingin BOJ merasa bertanggung jawab untuk ekonomi yang mendasarinya. Saya ingin BOJ untuk tetap memaksimalkan kerja di garis depan pikiran nya," ujar Abe seperti dikutip dari Economic Times, Jumat (11/1/2013).
Diketahui, GDP kuartal III/2012 Jepang tercatat berkontraksi sebesar 0,9 persen. Ini berarti Jepang secara teknikal telah masuk dalam masa resesi karena mengalami kontraksi GDP sebanyak 2 kuartal berturut-turut dimana GDP kuartal II/2012 -0,5 persen.
Sejak berhembus kabar partai Demokratik Liberal (LDP) akan memenangi pemilu Jepang akhir tahun lalu, yen terus melemah terhadap mata uang dollar AS dan euro. USD-JPY menyentuh level 89.34 yen per dolar AS, level yang belum pernah tersentuh sejak Juni 2010. Sementara EUR-JPY menyentuh 118.58 yen per euro, level yang belum pernah tersentuh sejak Mei 2011.
Pelemahan yen juga memicu indeks Nikkei - N225 meroket, Nikkei tercatat sudah menyentuh level sebelum tsunami Jepang di sekitar 10.830.
Beberapa analis mengatakan bahwa Abe telah melangkah terlalu jauh dengan menyarankan pembatasan independensi bank sentral. Tetapi ada juga yang mengatakan komentar Abe di Nikkei mengingatkan pasar bahwa pemerintah dapat menimpa penolakan tagihan oleh majelis tinggi.
"Abe terlihat serius berkomitmen membuat perekonomian lebih baik dan itu dirasakan investor," kata Kepala Ekuitas Global di BNP Paribas, Kyoya Okazawa.
Paket stimulus yang diumumkan hari ini meliputi 3,8 miliar yen untuk pencegahan bencana alam dan 3,1 triliun yen untuk menstimulasi investasi. Stimulus fiskal ini diharapkan dapat mendongkrak gross domestic product (GDP) Jepang sebanyak 2 persen poin dan menambah sekitar 600 ribu lapangan kerja baru.
Abe mengatakan, Jepang telah kehilangan daya saing karena mata uang yang kuat dan itu tugas pemerintah dan BOJ (Bank of Japan) untuk membalikkan keuntungan yen untuk kepentingan ekonomi.
"Saya ingin BOJ merasa bertanggung jawab untuk ekonomi yang mendasarinya. Saya ingin BOJ untuk tetap memaksimalkan kerja di garis depan pikiran nya," ujar Abe seperti dikutip dari Economic Times, Jumat (11/1/2013).
Diketahui, GDP kuartal III/2012 Jepang tercatat berkontraksi sebesar 0,9 persen. Ini berarti Jepang secara teknikal telah masuk dalam masa resesi karena mengalami kontraksi GDP sebanyak 2 kuartal berturut-turut dimana GDP kuartal II/2012 -0,5 persen.
Sejak berhembus kabar partai Demokratik Liberal (LDP) akan memenangi pemilu Jepang akhir tahun lalu, yen terus melemah terhadap mata uang dollar AS dan euro. USD-JPY menyentuh level 89.34 yen per dolar AS, level yang belum pernah tersentuh sejak Juni 2010. Sementara EUR-JPY menyentuh 118.58 yen per euro, level yang belum pernah tersentuh sejak Mei 2011.
Pelemahan yen juga memicu indeks Nikkei - N225 meroket, Nikkei tercatat sudah menyentuh level sebelum tsunami Jepang di sekitar 10.830.
Beberapa analis mengatakan bahwa Abe telah melangkah terlalu jauh dengan menyarankan pembatasan independensi bank sentral. Tetapi ada juga yang mengatakan komentar Abe di Nikkei mengingatkan pasar bahwa pemerintah dapat menimpa penolakan tagihan oleh majelis tinggi.
"Abe terlihat serius berkomitmen membuat perekonomian lebih baik dan itu dirasakan investor," kata Kepala Ekuitas Global di BNP Paribas, Kyoya Okazawa.
(gpr)