UMKM masih sulit mendapat bantuan perbankan
A
A
A
Sindonews.com - Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)masih sulit memperoleh pembiayaan perbankan. Mereka dinilai belum bankable. Dampaknya, pelaku UMKM seperti pedagang pasar dan lainnya terjerat pinjaman rentenir berkedok koperasi simpan pinjam.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf, Selasa (15/1/2013). Dia menuturkan praktik renten berkedok koperasi sangat merugikan UMKM. Mereka mematok bunga cukup tinggi. Akibatnya, hasil usaha yang diperoleh UMKM dinikmati rentenir.
“Bunganya rata-rata jauh di atas perbankan. Kalau dihitung-hitung, bisa mencapai 100% per tahun,” ujarnya.
Berdasarkan peraturan, suku bunga yang ditetapkan koperasi tidak melebihi suku bunga perbankan, yang rata-rata sekitar 13-14%. Sayang, banyak koperasi yang mematok suku bunga tinggi. Mestinya, bunga kredit memberi keuntungan bagi anggota. Bukan justru menjerat pelaku usaha.
“Program dana bergulir kepada pelaku UMKM diharapkan menekan angka penduduk miskin di Jabar rata rata 2% per tahun,” kata Dede.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan diharapkan meningkatkan serapan tenaga kerja. Terutama pelaku UMKM pada sektor rill. Apabila jutaan pelaku UMKM dan 24.000 koperasi menjalankan usahanya serta mampu menyerap tenaga kerja, diharapkan angka kemiskinan di Jabar turun. Arif budianto
Hal tersebut diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Barat, Dede Yusuf, Selasa (15/1/2013). Dia menuturkan praktik renten berkedok koperasi sangat merugikan UMKM. Mereka mematok bunga cukup tinggi. Akibatnya, hasil usaha yang diperoleh UMKM dinikmati rentenir.
“Bunganya rata-rata jauh di atas perbankan. Kalau dihitung-hitung, bisa mencapai 100% per tahun,” ujarnya.
Berdasarkan peraturan, suku bunga yang ditetapkan koperasi tidak melebihi suku bunga perbankan, yang rata-rata sekitar 13-14%. Sayang, banyak koperasi yang mematok suku bunga tinggi. Mestinya, bunga kredit memberi keuntungan bagi anggota. Bukan justru menjerat pelaku usaha.
“Program dana bergulir kepada pelaku UMKM diharapkan menekan angka penduduk miskin di Jabar rata rata 2% per tahun,” kata Dede.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, upaya pemberdayaan ekonomi kerakyatan diharapkan meningkatkan serapan tenaga kerja. Terutama pelaku UMKM pada sektor rill. Apabila jutaan pelaku UMKM dan 24.000 koperasi menjalankan usahanya serta mampu menyerap tenaga kerja, diharapkan angka kemiskinan di Jabar turun. Arif budianto
(dmd)