IHSG memiliki peluang terkoreksi
A
A
A
Sindonews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diprediksi memiliki peluang terkoreksi jika tidak didukung sentimen positif di pasar. Pada hari ini, IHSG diprediksi akan berada pada support 4.362-4.380 dan resistance 4.415-4.425.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, berpola hanging man dekati upper bollinger bands (UBB). MACD bergerak mendatar dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R,dan Stochastic bersentuhan dengan area oversold.
"Potensi kenaikan selanjutnya dapat terhalangi dengan terbentuknya pola teknikal tersebut dan berpeluang terjadinya koreksi jika tidak didukung oleh sentimen pasar," kata dia, Rabu (16/1/2013).
Menurut dia, laju rupiah yang belum dapat menguat signifikan dan sentimen dari perkiraan akan adanya masalah batas defisit utang AS dapat berpotensi menghadang kenaikan IHSG. Pergerakan nilai tukar rupiah masih negatif setelah pelaku pasar merespon pernyataan Gubernur The Fed, Bernanke, yang dinilai kurang propelonggaran moneter atau kontras dengan komentar salah satu petinggi The Fed sebelumnya yang bernada pelonggaran moneter.
Bernanke menyampaikan akan menjaga pemulihan ekonomi AS, namun tidak menyampaikan pembahasan mengenai penambahan stimulus lanjutan dan justru menyampaikan kekhwatirannya terhadap proses negosiasi kenaikan batas atas (debt ceiling) utang AS. Hal inipun diikuti pernyataan MenKeu AS, Timothy F. Gei thner yang juga khawatir bila proses negosiasi tersebut tidak mencapai titik temu.
Bursa saham Asia naik tipis meski indeks HSI harus berakhir di zona merah. Pelemahan terjadi setelah kabar negatif dari perkiraan terjadinya penurunan penjualan produk-produk Apple Inc., sehingga memicu penurunan pada saham-saham teknologi. Sementara kenaikan masih dipicu sentimen dari Jepang yang berkeinginan untuk pelonggaran moneter dan pengucuran stimulus untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Sementara, meski kemarin IHSG berakhir positif, namun laju IHSG cenderung sideways. Di satu sisi, pelaku pasar terus mencermati pergerakan nilai tukar rupiah, namun di sisi lain pelaku pasar juga mencoba melakukan aksi beli bertahap pada saham-saham yang dinilai masih oversold.
Penguatan pada saham-saham automotif dan saham-saham transportasi mampu membawa indeks aneka industri dan infrastruktur menempati indeks sektoral yang menghijau. Melemahnya HSI dan variatifnya pembukaan pasar saham Eropa sempat menghadang laju kenaikan IHSG.
Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.400,82 (level tertingginya) jelang akhir sesi 2 dan menyentuh level 4.373,35 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.400,82. Volume perdagangan tercatat turun dan nilai total transaksi tercatat naik.
Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan nilai transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan, berpola hanging man dekati upper bollinger bands (UBB). MACD bergerak mendatar dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R,dan Stochastic bersentuhan dengan area oversold.
"Potensi kenaikan selanjutnya dapat terhalangi dengan terbentuknya pola teknikal tersebut dan berpeluang terjadinya koreksi jika tidak didukung oleh sentimen pasar," kata dia, Rabu (16/1/2013).
Menurut dia, laju rupiah yang belum dapat menguat signifikan dan sentimen dari perkiraan akan adanya masalah batas defisit utang AS dapat berpotensi menghadang kenaikan IHSG. Pergerakan nilai tukar rupiah masih negatif setelah pelaku pasar merespon pernyataan Gubernur The Fed, Bernanke, yang dinilai kurang propelonggaran moneter atau kontras dengan komentar salah satu petinggi The Fed sebelumnya yang bernada pelonggaran moneter.
Bernanke menyampaikan akan menjaga pemulihan ekonomi AS, namun tidak menyampaikan pembahasan mengenai penambahan stimulus lanjutan dan justru menyampaikan kekhwatirannya terhadap proses negosiasi kenaikan batas atas (debt ceiling) utang AS. Hal inipun diikuti pernyataan MenKeu AS, Timothy F. Gei thner yang juga khawatir bila proses negosiasi tersebut tidak mencapai titik temu.
Bursa saham Asia naik tipis meski indeks HSI harus berakhir di zona merah. Pelemahan terjadi setelah kabar negatif dari perkiraan terjadinya penurunan penjualan produk-produk Apple Inc., sehingga memicu penurunan pada saham-saham teknologi. Sementara kenaikan masih dipicu sentimen dari Jepang yang berkeinginan untuk pelonggaran moneter dan pengucuran stimulus untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Sementara, meski kemarin IHSG berakhir positif, namun laju IHSG cenderung sideways. Di satu sisi, pelaku pasar terus mencermati pergerakan nilai tukar rupiah, namun di sisi lain pelaku pasar juga mencoba melakukan aksi beli bertahap pada saham-saham yang dinilai masih oversold.
Penguatan pada saham-saham automotif dan saham-saham transportasi mampu membawa indeks aneka industri dan infrastruktur menempati indeks sektoral yang menghijau. Melemahnya HSI dan variatifnya pembukaan pasar saham Eropa sempat menghadang laju kenaikan IHSG.
Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.400,82 (level tertingginya) jelang akhir sesi 2 dan menyentuh level 4.373,35 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.400,82. Volume perdagangan tercatat turun dan nilai total transaksi tercatat naik.
Investor asing mencatatkan nett buy dengan penurunan nilai transaksi beli dan nilai transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
(rna)