Abe berharap ekonomi Jepang kembali menggeliat
A
A
A
Sindonews.com - Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe berharap perekonomian negaranya kembali hidup. Berbagai upaya telah dilakukan, salah satunya dengan meningkatkan anggaran belanja negara.
Dalam pidato pertamanya tahun ini, Abe menyerukan "roket-pemulihan ekonomi". Dia mengatakan, bulan depan sebagai awal 'Tahun Ular', diyakininya sebagai "simbol kemakmuran bisnis". Dilansir The Telegraph, Minggu (20/1/2013), dia berharap saham dan pasar mata uang menanggapinya dengan baik.
Masyarakat Jepang pada pemilihan umum bulan lalu, merespon positif langkah Abe dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara terbesar ketiga di dunia itu. Di dalam negeri, dia akan memfokuskan investasi pada tiga aspek, yaitu daerah yang rusak akibat tsunami Maret 2011, perbaikan infrastruktur, serta pembangunan sekolah dan rumah sakit.
Bulan ini, kabinet Jepang telah menyetujui paket stimulus pemerintahan Abe sebesar USD10,3 triliun. Tujuannya untuk menambah sekitar 2 poin persentase pertumbuhan sektor riil dan menciptakan lebih dari 600 ribu lapangan pekerjaan.
"Pemerintah juga menekan kebijakan moneter melalui Bank Sentral Japan (BoJ), termasuk menaikkan target inflasi negara sebesar 2%," ujar Abe.
Para pemimpin bisnis Jepang menyambut baik langkah Abe. "Ini waktu yang baik melakukan langkah-langkah cepat," kata Hiromasa Yonekura, ketua Federasi Bisnis Jepang.
Dilaporkan, perdagangan di Nikkei rata-rata meningkat secara dramatis. Sementara yen akhirnya kembali ke tanah atas dolar AS, sebagai bantuan untuk eksportir Jepang. Di mana pada Jumat (18/2013), dolar naik ke level tertinggi terhadap yen dalam dua tahun terakhir.
Dalam pidato pertamanya tahun ini, Abe menyerukan "roket-pemulihan ekonomi". Dia mengatakan, bulan depan sebagai awal 'Tahun Ular', diyakininya sebagai "simbol kemakmuran bisnis". Dilansir The Telegraph, Minggu (20/1/2013), dia berharap saham dan pasar mata uang menanggapinya dengan baik.
Masyarakat Jepang pada pemilihan umum bulan lalu, merespon positif langkah Abe dalam mendorong pertumbuhan ekonomi negara terbesar ketiga di dunia itu. Di dalam negeri, dia akan memfokuskan investasi pada tiga aspek, yaitu daerah yang rusak akibat tsunami Maret 2011, perbaikan infrastruktur, serta pembangunan sekolah dan rumah sakit.
Bulan ini, kabinet Jepang telah menyetujui paket stimulus pemerintahan Abe sebesar USD10,3 triliun. Tujuannya untuk menambah sekitar 2 poin persentase pertumbuhan sektor riil dan menciptakan lebih dari 600 ribu lapangan pekerjaan.
"Pemerintah juga menekan kebijakan moneter melalui Bank Sentral Japan (BoJ), termasuk menaikkan target inflasi negara sebesar 2%," ujar Abe.
Para pemimpin bisnis Jepang menyambut baik langkah Abe. "Ini waktu yang baik melakukan langkah-langkah cepat," kata Hiromasa Yonekura, ketua Federasi Bisnis Jepang.
Dilaporkan, perdagangan di Nikkei rata-rata meningkat secara dramatis. Sementara yen akhirnya kembali ke tanah atas dolar AS, sebagai bantuan untuk eksportir Jepang. Di mana pada Jumat (18/2013), dolar naik ke level tertinggi terhadap yen dalam dua tahun terakhir.
(dmd)