Cuaca buruk, pengusaha angkutan kapal ketar-ketir
A
A
A
Sindonews.com - Para pengusaha angkutan kapal terkena dampak cuaca buruk yang melanda perairan laut Jawa. Sejumlah kapal tidak dapat beroperasi secara maksimal sehingga pendapatan mereka menurun.
PT Dharma Lautan Utama (DLU), salah satu perusahaan kapal yang mengalami dampak cuaca buruk mengaku ketar-ketir. Mereka hanya bisa pasrah lantaran kondisi tersebut akibat siklus alam.
"Kami memang tidak memperhatikan kerugian materi yang dialami PT DLU karena kondisi ini kehendak alam. Namun, dengan kondisi seperti ini kami harap masyarakat dapat memahami, kami tidak bisa memberikan pelayanan terbaik," kata Direktur Utama PT DLU, Bambang Haryo dalam acara pengumuman daftar penghargaan yang diterima PT DLU selama 2012 di Surabaya, Minggu (20/1/2013).
Menurut dia, kondisi cuaca buruk ini berimbas terhadap turunnya pendapatakn bagi sejumlah perusahaan pelayaran. Tidak hanya PT DLU saja yang mengalami kerugian, melainkan semua perusahaan pelayaran juga mengalami hal serupa.
"Meski kondisi seperti ini, jika memungkinkan kami akan tetap melayani publik dengan baik. Memang ada penurunan, tapi kami tidak menghitung berapa kerugian. Publik yang paling banyak dirugikan jika kami tidak berlayar, tentunya arus penumpang dan barang yang melalui laut akan tersendat," jelas Bambang.
PT Dharma Lautan Utama (DLU), salah satu perusahaan kapal yang mengalami dampak cuaca buruk mengaku ketar-ketir. Mereka hanya bisa pasrah lantaran kondisi tersebut akibat siklus alam.
"Kami memang tidak memperhatikan kerugian materi yang dialami PT DLU karena kondisi ini kehendak alam. Namun, dengan kondisi seperti ini kami harap masyarakat dapat memahami, kami tidak bisa memberikan pelayanan terbaik," kata Direktur Utama PT DLU, Bambang Haryo dalam acara pengumuman daftar penghargaan yang diterima PT DLU selama 2012 di Surabaya, Minggu (20/1/2013).
Menurut dia, kondisi cuaca buruk ini berimbas terhadap turunnya pendapatakn bagi sejumlah perusahaan pelayaran. Tidak hanya PT DLU saja yang mengalami kerugian, melainkan semua perusahaan pelayaran juga mengalami hal serupa.
"Meski kondisi seperti ini, jika memungkinkan kami akan tetap melayani publik dengan baik. Memang ada penurunan, tapi kami tidak menghitung berapa kerugian. Publik yang paling banyak dirugikan jika kami tidak berlayar, tentunya arus penumpang dan barang yang melalui laut akan tersendat," jelas Bambang.
(izz)