PLN belum layani ratusan rumah di Jepara
A
A
A
Sindonews.com - Instalasi dan jaringan listrik milik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) belum menjangkau seluruh wilayah pemukiman di Kabupaten Jepara.
Ratusan rumah di Jepara hingga kini belum teraliri listrik. Akibatnya mereka terpaksa menyambung aliran listrik dari pedukuhan lain, yang sudah menikmati listrik dari PLN.
Pedukuhan yang belum bisa terjangkau PLN, antara lain Dukuh Celong sebanyak 24 KK dan Dukuh Njabung sebanyak 42 KK. Warga dua pedukuhan yang ada di Desa Tanjung, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara ini bisa menikmati listrik dengan menyambung kabel dari dukuh terdekat yang jaraknya sekitar 1 kilometer.
Sementara, Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji masih terdapat empat dukuh yang belum teraliri jaringan listrik. Yakni, Dukuh Johan (23 KK), Dukuh Kenanom (30 KK), Dukuh Gotean Warak (20 KK), dan Dukuh Petir (16 KK). Selain itu, pedukuhan di Desa Bungu, Kecamatan Mayong, dan lain sebagainya juga belum menikmati istrik.
Kepala Desa Plajan, Marwoto berharap, PLN atau Pemkab Jepara segera mengatasi persoalan ini. Sebab, praktek nyalur listrik dapat membahayakan. Warga yang rumahnya belum teraliri listrik harus memasang kabel panjang yang sumber listriknya “dititipkan” di instalansi listrik milik tetangganya di lain dukuh.
Kabel panjang berukuran kecil tersebut sewaktu-waktu dapat lecet dan dikhawatirkan dapat menimbulkan korsleting yang membahayakan nyawa manusia atau lingkungan sekitar.
“Ini yang kita khawatirkan. Sebab jarak kabelnya cukup jauh,” kata Marwoto, di Jepara, Minggu (20/1/2013).
Wakil Bupati Jepara, Subroto mengakui hingga kini, masih ada sejumlah pedukuhan di wilayahnya yang belum menikmati listrik dengan layak karena belum mampu dijangkau instalansi dan jaringan listrik PLN.
Kondisi ini, menurut Subroto memang ironis. Sebab salah satu ikon yang melekat pada Kabupaten Jepara adalah Kota Energi. Di Jepara, terdapat aset milik PT PLN (Persero) yakni PLTU Tanjung Jati B, di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, yang kontribusinya terhadap kelistrikan di wilayah Jawa-Bali-Madura mencapai 12 persen.
“Ini belum termasuk Kepulauan Karimunjawa. Di sana ada ribuan KK yang urusan listriknya masih bergantung pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Alasannya sama, PLN belum bisa menjangkau wilayah di sana,” ujar Subroto, saat dikonformasi, Minggu (20/1/2013).
Subroto mengaku sudah melakukan pertemuan dengan jajaran managemen PT PLN (Persero) Distribusi Jateng-DIY. Dalam pertemuan itu, PLN bersedia membantu untuk penambahan jaringan di pedukuhan yang belum tersentuh jaringan listrik. ”Namun nominalnya belum ditentukan,” ucapnya.
Tahun ini, Pemkab Jepara sudah menganggarkan dana Rp1,7 miliar untuk mengatasi persoalan tersebut. Jumlah dana itu masih bertambah karena ada bantuan dari Pemprov Jateng Rp2 miliar.
Sayang, dana tersebut mash kurang, karena yang dibutuhkan antara Rp16 miliar-Rp20 miliar agar seluruh pedukuhan di Jepara teraliri listrik. “Ini kan dana yang besar. Jadi perlu peran dari berbagai elemen lainnya,” ujar Subroto.
Ratusan rumah di Jepara hingga kini belum teraliri listrik. Akibatnya mereka terpaksa menyambung aliran listrik dari pedukuhan lain, yang sudah menikmati listrik dari PLN.
Pedukuhan yang belum bisa terjangkau PLN, antara lain Dukuh Celong sebanyak 24 KK dan Dukuh Njabung sebanyak 42 KK. Warga dua pedukuhan yang ada di Desa Tanjung, Kecamatan Pakis Aji, Kabupaten Jepara ini bisa menikmati listrik dengan menyambung kabel dari dukuh terdekat yang jaraknya sekitar 1 kilometer.
Sementara, Desa Plajan, Kecamatan Pakis Aji masih terdapat empat dukuh yang belum teraliri jaringan listrik. Yakni, Dukuh Johan (23 KK), Dukuh Kenanom (30 KK), Dukuh Gotean Warak (20 KK), dan Dukuh Petir (16 KK). Selain itu, pedukuhan di Desa Bungu, Kecamatan Mayong, dan lain sebagainya juga belum menikmati istrik.
Kepala Desa Plajan, Marwoto berharap, PLN atau Pemkab Jepara segera mengatasi persoalan ini. Sebab, praktek nyalur listrik dapat membahayakan. Warga yang rumahnya belum teraliri listrik harus memasang kabel panjang yang sumber listriknya “dititipkan” di instalansi listrik milik tetangganya di lain dukuh.
Kabel panjang berukuran kecil tersebut sewaktu-waktu dapat lecet dan dikhawatirkan dapat menimbulkan korsleting yang membahayakan nyawa manusia atau lingkungan sekitar.
“Ini yang kita khawatirkan. Sebab jarak kabelnya cukup jauh,” kata Marwoto, di Jepara, Minggu (20/1/2013).
Wakil Bupati Jepara, Subroto mengakui hingga kini, masih ada sejumlah pedukuhan di wilayahnya yang belum menikmati listrik dengan layak karena belum mampu dijangkau instalansi dan jaringan listrik PLN.
Kondisi ini, menurut Subroto memang ironis. Sebab salah satu ikon yang melekat pada Kabupaten Jepara adalah Kota Energi. Di Jepara, terdapat aset milik PT PLN (Persero) yakni PLTU Tanjung Jati B, di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, yang kontribusinya terhadap kelistrikan di wilayah Jawa-Bali-Madura mencapai 12 persen.
“Ini belum termasuk Kepulauan Karimunjawa. Di sana ada ribuan KK yang urusan listriknya masih bergantung pada Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Alasannya sama, PLN belum bisa menjangkau wilayah di sana,” ujar Subroto, saat dikonformasi, Minggu (20/1/2013).
Subroto mengaku sudah melakukan pertemuan dengan jajaran managemen PT PLN (Persero) Distribusi Jateng-DIY. Dalam pertemuan itu, PLN bersedia membantu untuk penambahan jaringan di pedukuhan yang belum tersentuh jaringan listrik. ”Namun nominalnya belum ditentukan,” ucapnya.
Tahun ini, Pemkab Jepara sudah menganggarkan dana Rp1,7 miliar untuk mengatasi persoalan tersebut. Jumlah dana itu masih bertambah karena ada bantuan dari Pemprov Jateng Rp2 miliar.
Sayang, dana tersebut mash kurang, karena yang dibutuhkan antara Rp16 miliar-Rp20 miliar agar seluruh pedukuhan di Jepara teraliri listrik. “Ini kan dana yang besar. Jadi perlu peran dari berbagai elemen lainnya,” ujar Subroto.
(izz)