IHSG diprediksi konsolidasi
A
A
A
Sindonews.com - Setelah sempat diwarnai aksi jual setelah menembus rekor tertingginya, indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksi akan bergarak konsolidasi pada perdagangan hari ini.
"Dengan mulai banyaknya aksi profit taking bisa saja menutup peluang untuk rebound. IHSG akan bergerak konsolidasi terlebih dahulu baru mencari peluang untuk kembali rebound," terang Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Selasa (22/1/2013).
Pada perdagangan hari ini, lanjut Reza, IHSG diperkirakan akan berada pada support 4.417-4.432 dan resistance 4.480-4.485. Berpola bearish harami menjauhi upper bollinger bands (UBB). MACD bergerak datar dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic mulai downreversal dari area overbought.
Pada perdagangan hari Senin kemarin seperti biasa dan kemungkinan memang sudah “pakem”nya bahwa IHSG terkena aksi profit taking setelah menyentuh rekor tertinggi terbarunya di akhir pekan kemarin.
Pelaku pasar memanfaatkan tingginya harga untuk merealisasikan keuntungan dan kebetulan secara bersamaan kondisi pasar regional juga tidak terlalu kondusif karena pelaku pasar cenderung menahan diri jelang pertemuan BoJ selama dua hari ini dan banyaknya penilaian sudah overbought-nya kondisi pasar saham Asia.
"Meski bursa saham Asia melemah, namun pembukaan pasar saham Eropa yang bisa positif mampu menahan pelemahan lebih lanjut," kata Reza.
Sepanjang perdagangan hari Senin kemarin, IHSG menyentuh level 4.472,11 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.427,77 (level terendahnya) jelang akhir sesi 2 dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.439,97.
Volume perdagangan tercatat naik dan nilai total transaksi tercatat turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pergerakan nilai tukar rupiah melanjutkan positif setelah nilai tukar yen kembali rebound jelang sidang BoJ untuk membahas suku bunga dan stimulus lebih lanjut. Laju yen selama ini tertekan dengan pernyataan PM Jepang yang baru, Shinzo Abe bahwa pemerintahan baru akan meningkatkan stimulus moneter untuk mempercepat ekonomi Jepang keluar dari krisis dalam lima tahun terakhir.
Pasar juga mencermati pertemuan Menkeu Uni Eropa di Brussels untuk membahas krisis utang kawasan tersebut sehingga mampu memberikan kejelasan mengenai peran ESM pada perbankan Eropa. Selain itu, apresiasi rupiah juga seiring berkurangnya kekhawatiran pasar atas debt ceiling AS setelah Partai Republik membicarakan kemungkinan akan adanya proposal untuk kenaikan batas atap utang AS.
Bursa saham Asia bergerak variatif setelah merespon rebound-nya nilai tukar yen jelang pertemuan BoJ dan mulai banyaknya aksi profit taking pelaku pasar. Maraknya aksi jual ini tidak jauh berbeda dengan IHSG dimana banyak anggapan harga-harga saham telah menyentuh area overbought-nya. Fase konsolidasi kemungkinan masih akan terjadi setelah pelaku pasar banyak yang mengamankan posisi keuntungannya.
"Dengan mulai banyaknya aksi profit taking bisa saja menutup peluang untuk rebound. IHSG akan bergerak konsolidasi terlebih dahulu baru mencari peluang untuk kembali rebound," terang Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Selasa (22/1/2013).
Pada perdagangan hari ini, lanjut Reza, IHSG diperkirakan akan berada pada support 4.417-4.432 dan resistance 4.480-4.485. Berpola bearish harami menjauhi upper bollinger bands (UBB). MACD bergerak datar dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic mulai downreversal dari area overbought.
Pada perdagangan hari Senin kemarin seperti biasa dan kemungkinan memang sudah “pakem”nya bahwa IHSG terkena aksi profit taking setelah menyentuh rekor tertinggi terbarunya di akhir pekan kemarin.
Pelaku pasar memanfaatkan tingginya harga untuk merealisasikan keuntungan dan kebetulan secara bersamaan kondisi pasar regional juga tidak terlalu kondusif karena pelaku pasar cenderung menahan diri jelang pertemuan BoJ selama dua hari ini dan banyaknya penilaian sudah overbought-nya kondisi pasar saham Asia.
"Meski bursa saham Asia melemah, namun pembukaan pasar saham Eropa yang bisa positif mampu menahan pelemahan lebih lanjut," kata Reza.
Sepanjang perdagangan hari Senin kemarin, IHSG menyentuh level 4.472,11 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.427,77 (level terendahnya) jelang akhir sesi 2 dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.439,97.
Volume perdagangan tercatat naik dan nilai total transaksi tercatat turun. Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.
Pergerakan nilai tukar rupiah melanjutkan positif setelah nilai tukar yen kembali rebound jelang sidang BoJ untuk membahas suku bunga dan stimulus lebih lanjut. Laju yen selama ini tertekan dengan pernyataan PM Jepang yang baru, Shinzo Abe bahwa pemerintahan baru akan meningkatkan stimulus moneter untuk mempercepat ekonomi Jepang keluar dari krisis dalam lima tahun terakhir.
Pasar juga mencermati pertemuan Menkeu Uni Eropa di Brussels untuk membahas krisis utang kawasan tersebut sehingga mampu memberikan kejelasan mengenai peran ESM pada perbankan Eropa. Selain itu, apresiasi rupiah juga seiring berkurangnya kekhawatiran pasar atas debt ceiling AS setelah Partai Republik membicarakan kemungkinan akan adanya proposal untuk kenaikan batas atap utang AS.
Bursa saham Asia bergerak variatif setelah merespon rebound-nya nilai tukar yen jelang pertemuan BoJ dan mulai banyaknya aksi profit taking pelaku pasar. Maraknya aksi jual ini tidak jauh berbeda dengan IHSG dimana banyak anggapan harga-harga saham telah menyentuh area overbought-nya. Fase konsolidasi kemungkinan masih akan terjadi setelah pelaku pasar banyak yang mengamankan posisi keuntungannya.
(rna)