China dorong 60% pabrik baja dikuasai 10 BUMN
A
A
A
Sindonews.com - Produsen baja terbesar di dunia, China akan membawa sekitar 60% kapasitas produksi di bawah kendali 10 BUMN pada 2015.
Departemen Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) China mengumumkan akan mendorong BUMN besar untuk mengakuisisi perusahaan yang lebih kecil di berbagai sektor industri, termasuk mobil, manufaktur mesin, pertanian, logam dan semen.
MIIT juga berusaha membawa 90 persen produksi mobil di bawah kendali 10 perusahaan BUMN pada akhir 2015, serta 90 persen dari kapasitas produksi aluminium. Dalam upaya itu, pemerintah akan memotong jumlah perusahaan yang terlibat dalam eksplorasi, peleburan dan pemisahan unsur tanah pada tiga tahun ke depan.
Diketahui, sekitar setengah dari kapasitas total industri logam China kini dimiliki 10 perusahaan baja terbesar mengikuti program restrukturisasi sebelumnya. Beijing berjuang mengatasi penghalang birokrasi pemerintah lokal, atau mengubah insentif ekonomi yang memungkinkan pabrik kecil dan swasta berkembang.
"Hal ini masih cukup sulit dikonsolidasikan dan isu utama tetap di pemerintah daerah," ujar Henry Liu, kepala penelitian komoditas di Mirae Asset Securities, Hong Kong seperti dilansir Reuters, Selasa (22/1/2013).
Kelebihan kapasitas telah diidentifikasi sebagai salah satu masalah besar yang dihadapi sektor baja, dan ini menjadi alasan mengapa margin keuntungan tipis.
Sebelumnya, Chi Jingdong, wakil sekjen asosiasi besi dan baja China melaporkan, pada Desember lalu, bahwa kapasitas produksi baja berada di angka 980 juta metrik ton, surplus hampir 300 juta ton.
Departemen Perindustrian dan Teknologi Informasi (MIIT) China mengumumkan akan mendorong BUMN besar untuk mengakuisisi perusahaan yang lebih kecil di berbagai sektor industri, termasuk mobil, manufaktur mesin, pertanian, logam dan semen.
MIIT juga berusaha membawa 90 persen produksi mobil di bawah kendali 10 perusahaan BUMN pada akhir 2015, serta 90 persen dari kapasitas produksi aluminium. Dalam upaya itu, pemerintah akan memotong jumlah perusahaan yang terlibat dalam eksplorasi, peleburan dan pemisahan unsur tanah pada tiga tahun ke depan.
Diketahui, sekitar setengah dari kapasitas total industri logam China kini dimiliki 10 perusahaan baja terbesar mengikuti program restrukturisasi sebelumnya. Beijing berjuang mengatasi penghalang birokrasi pemerintah lokal, atau mengubah insentif ekonomi yang memungkinkan pabrik kecil dan swasta berkembang.
"Hal ini masih cukup sulit dikonsolidasikan dan isu utama tetap di pemerintah daerah," ujar Henry Liu, kepala penelitian komoditas di Mirae Asset Securities, Hong Kong seperti dilansir Reuters, Selasa (22/1/2013).
Kelebihan kapasitas telah diidentifikasi sebagai salah satu masalah besar yang dihadapi sektor baja, dan ini menjadi alasan mengapa margin keuntungan tipis.
Sebelumnya, Chi Jingdong, wakil sekjen asosiasi besi dan baja China melaporkan, pada Desember lalu, bahwa kapasitas produksi baja berada di angka 980 juta metrik ton, surplus hampir 300 juta ton.
(dmd)