Awal 2013, penjualan ritel lesu

Selasa, 22 Januari 2013 - 16:54 WIB
Awal 2013, penjualan...
Awal 2013, penjualan ritel lesu
A A A
Sindonews.com - Penjualan sektor ritel di Jawa Barat pada awal 2013 lesu. Sejumlah industri ritel mencatat penurunan transkasi antara 10-15 persen akibat melemahnya daya beli masyarakat.

Sekretaris Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Jabar, Hendri Hendarta mengemukakan, kondisi tersebut terjadi hampir di semua sektor mulai peritel kecil, menengah, dan besar, seperti pusat perbelanjaan. Hendri mencatat penurunan cukup signifikan dibandingkan bulan Desember 2012.

“Penurunannya antara 10-15 persen dan terjadi di semua sektor,” jelas Hendri Hendarta di Bandung, Selasa (23/1/2013).

Menurut dia, turunnya daya beli masyarakat terhadap kebutuhan sehari-hari, fesyen, dan kebutuhan lainnya disebabkan beberapa faktor. Penyebab dominan yaitu sikap kehati-hatian masyarakat di awal tahun. Masyarakat dinilai lebih menjaga pengeluarannya pada periode ini. Terlebih, masyarakat telah membelanjakan uangnya pada akhir tahun dan libur sekolah.

Penyebab lainnya yaitu faktor cuaca. Menurut dia, hujan yang hampir terjadi setiap hari di Bandung Raya menyebabkan masyarakat enggan melakukan perjalanan keluar rumah, seperti belanja di pusat pusat perbelanjaan. “Masyarakat yang awalnya berniat belanja, mengurungkan niatnya karena hujan,” kata Hendri.

Hendri memperkirakan, rendahnya daya beli masyarakat akan terjadi sampai Maret 2012. Pada April 2012, daya beli masyarakat diprediksi kembali membaik dan akan terus membaik sampai akhir 2013.

“Walaupun, kami berharap kenaikan UMK akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Tapi ini akan terasa pada Februari nanti,” imbuh dia.

Hal senada juga dikemukakan manajemen Mal Bandung Indah Plaza (BIP). Manager Communication BIP Tubagus Faisal Yusuf mengakui, sejak awal tahun terjadi penurunan daya beli masyarakat terhadap produk ritel, terutama produk fesyen, kuliner, dan kebutan sekunder lainnya. “Transaksi turun sekitar 10 persen. Kondisi ini memang biasa terjadi setiap tahunnya,” jelas Tubagus.

Menurut dia, penurunan daya beli masyarakat khusus untuk costumer good (kebutan sehari-hari) penurunan transaksi tidak terlalu signifikan.

Tubagus memperkirakan, kondisi tersebut akan terjadi sampai bulan Februari 2013. Pada bulan tersebut, daya beli masyarakat diperkirakan kembali membaik. Terlebih, terjadi kenaikan UMK cukup signifikan.

Ketika disinggung target transaksi tahun ini, Tubagus menargetkan peningkatan transaksi selama 2013 sebesar 10 persen. Transaksi diperkirakan akan terdongkrak pada momen liburan sekolah, Lebaran, dan tahun baru. Pada momen tersebut, penjualan ritel dipastikan naik.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0831 seconds (0.1#10.140)