Wall Street ditutup variatif
A
A
A
Sindonews.com - Saham-saham di Bursa Wall Street pada perdagangan Senin Waktu setempat ditutup variatif. Di tengah melemahnya saham Standard & Poor's (S&P) 500 dan Dow Jones, Indeks Nasdaq berhasil menguat.
Indeks S&P 500 menurun tipis setelah selama delapan hari mengalami reli, sedangkan Indeks Nasdaq menguat setelah saham Apple berhasil rebound. Saham Apple naik 2,3 persen menjadi USD449,83.
Pada perdagangan Senin waktu setempat, The Dow Jones industrial average (DJI) ditutup melemah 14,05 poin atau 0,10 persen menjadi 13.881,93, Indeks The Standard & Poor 500 (SPX) turun 2,78 poin atau 0,18 persen menjadi 1.500,18, sedangkan Nasdaq Composite Index (IXIC) menguat 4,59 poin, atau 0,15 persen, pada 3,154.30.
"Saya pikir level multi tahunan tertinggi harus memiliki keseimbangan antara perdagangan jangka pendek dengan penempatan dana," kata kata Wakil Presiden Senior Wealth Management BB&T, Bucky Hellwig, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (29/1/2013).
Pergerakan saham di Wall Street dipengaruhi tumbuhnya ekonomi ditopang meningkatnya permintaan konsumen. Permintaan barang di Amerika Serikat (AS) naik 4,6 persen pada Desember, yang jauh diatas ekspektasi 1,8 persen. Disamping itu, kinerja perusahaan juga jauh di atas ekspektasi.
Data Thomson Reuters menyebutkan, dari 150 perusahaan di Indeks S&P 500 yang telah melaporkan kinerjanya, 67,3 persen diatas ekspektasi analis dan merupakan level tertinggi selama empat kuartal terakhir dan di atas rata-rata sejak 1994.
Indeks S&P 500 menurun tipis setelah selama delapan hari mengalami reli, sedangkan Indeks Nasdaq menguat setelah saham Apple berhasil rebound. Saham Apple naik 2,3 persen menjadi USD449,83.
Pada perdagangan Senin waktu setempat, The Dow Jones industrial average (DJI) ditutup melemah 14,05 poin atau 0,10 persen menjadi 13.881,93, Indeks The Standard & Poor 500 (SPX) turun 2,78 poin atau 0,18 persen menjadi 1.500,18, sedangkan Nasdaq Composite Index (IXIC) menguat 4,59 poin, atau 0,15 persen, pada 3,154.30.
"Saya pikir level multi tahunan tertinggi harus memiliki keseimbangan antara perdagangan jangka pendek dengan penempatan dana," kata kata Wakil Presiden Senior Wealth Management BB&T, Bucky Hellwig, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (29/1/2013).
Pergerakan saham di Wall Street dipengaruhi tumbuhnya ekonomi ditopang meningkatnya permintaan konsumen. Permintaan barang di Amerika Serikat (AS) naik 4,6 persen pada Desember, yang jauh diatas ekspektasi 1,8 persen. Disamping itu, kinerja perusahaan juga jauh di atas ekspektasi.
Data Thomson Reuters menyebutkan, dari 150 perusahaan di Indeks S&P 500 yang telah melaporkan kinerjanya, 67,3 persen diatas ekspektasi analis dan merupakan level tertinggi selama empat kuartal terakhir dan di atas rata-rata sejak 1994.
(rna)