IHSG diprediksi sideways
A
A
A
Sindonews.com - Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diproyeksi mampu bergerak positif dan sedikit terkonsolidasi dengan kecenderungan sideways.
"Meski belum ada kabar yang positif signifikan untuk mengangkat IHSG, namun dengan adanya penguatan yang terjadi diharapkan masih dapat menahan IHSG tidak masuk ke tren pelemahan jangka pendek," terang Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Rabu (30/1/2013).
Dia memproyeksikan, IHSG pada perdagangan hari ini akan berada pada support 4.418-4.430 dan resistance 4.448-4.458.
Berpola hammer di atas middle bollinger bands. MACD bergerak mendatar dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic masih berada sedikit di bawah area overbought.
Pada perdagangan kemarin, berkat bursa saham Asia yang menghijau setelah merespon kenaikan sejumlah data-data ekonomi di Asia mampu berimbas positif bagi IHSG. Positifnya sejumlah data-data Asia tersebut juga mampu membendung sentimen pelemahan dari bursa saham AS setelah merespon negatif penurunan pending home sales bulanan dan kabar penurunan peringkat saham beberapa emiten.
Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.439,61 (level tertingginya) di pertengahan sesi 2 dan menyentuh level 4.423,81 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.439,03.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi tercatat naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pergerakan nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan meski tipis setelah Euro masih terapresiasi dengan tajam, terutama terhadap USD dan yen. Padahal sebelumnya sempat menguat setelah USD mulai bergerak stabil dan rilis kenaikan trade balance New Zealand yang diikuti positifnya Gfk Consumer Climate Jerman.
Selain itu, sentimen dari rilis data-data makro yang cukup kondusif yang dibarengi dengan positifnya rilis kinerja emiten membuat permintaan akan aset-aset berisiko meningkat dan ini melemahnya USD. Tak ketinggalan pembayaran Long Term Refinancing Operations (LTROs) kepada European Central Bank (ECB) turut direspon positif dan menguatkan nilai tukar Euro.
Bursa saham Asia menghijau dengan pendorong saham-saham teknologi setelah rilis Manufacturing BSI, Index Korea Selatan dan durable goods orders AS mengalami peningkatan.
Selain itu, penguatan juga ditopang sentimen positif dari Jepang dimana diperkirakan lembaga-lembaga keuangannya akan mengalami kenaikan laba. Di sisi lain, adanya rilis penurunan suku bunga di India justru melemahkan bursa sahamnya.
"Meski belum ada kabar yang positif signifikan untuk mengangkat IHSG, namun dengan adanya penguatan yang terjadi diharapkan masih dapat menahan IHSG tidak masuk ke tren pelemahan jangka pendek," terang Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, Rabu (30/1/2013).
Dia memproyeksikan, IHSG pada perdagangan hari ini akan berada pada support 4.418-4.430 dan resistance 4.448-4.458.
Berpola hammer di atas middle bollinger bands. MACD bergerak mendatar dengan histogram positif yang memendek. RSI, William's %R, dan Stochastic masih berada sedikit di bawah area overbought.
Pada perdagangan kemarin, berkat bursa saham Asia yang menghijau setelah merespon kenaikan sejumlah data-data ekonomi di Asia mampu berimbas positif bagi IHSG. Positifnya sejumlah data-data Asia tersebut juga mampu membendung sentimen pelemahan dari bursa saham AS setelah merespon negatif penurunan pending home sales bulanan dan kabar penurunan peringkat saham beberapa emiten.
Sepanjang perdagangan, IHSG menyentuh level 4.439,61 (level tertingginya) di pertengahan sesi 2 dan menyentuh level 4.423,81 (level terendahnya) di awal sesi 1 dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.439,03.
Volume perdagangan dan nilai total transaksi tercatat naik. Investor asing mencatatkan nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett sell.
Pergerakan nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan meski tipis setelah Euro masih terapresiasi dengan tajam, terutama terhadap USD dan yen. Padahal sebelumnya sempat menguat setelah USD mulai bergerak stabil dan rilis kenaikan trade balance New Zealand yang diikuti positifnya Gfk Consumer Climate Jerman.
Selain itu, sentimen dari rilis data-data makro yang cukup kondusif yang dibarengi dengan positifnya rilis kinerja emiten membuat permintaan akan aset-aset berisiko meningkat dan ini melemahnya USD. Tak ketinggalan pembayaran Long Term Refinancing Operations (LTROs) kepada European Central Bank (ECB) turut direspon positif dan menguatkan nilai tukar Euro.
Bursa saham Asia menghijau dengan pendorong saham-saham teknologi setelah rilis Manufacturing BSI, Index Korea Selatan dan durable goods orders AS mengalami peningkatan.
Selain itu, penguatan juga ditopang sentimen positif dari Jepang dimana diperkirakan lembaga-lembaga keuangannya akan mengalami kenaikan laba. Di sisi lain, adanya rilis penurunan suku bunga di India justru melemahkan bursa sahamnya.
(rna)