DGIK proyeksikan belanja modal hingga Rp70 M
A
A
A
Sindonews.com - PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) memproyeksikan belanja modal (capital expenditure/capex) mencapai Rp70 miliar untuk alat-alat berat dan konstruksi demi mendukung proyeksi pendapatan usaha 2013 yang naik hingga 15 persen.
Corporate Secretary DGIK, Djohan Halim mengungkapkan, capex tersebut akan disumbang dari dana kas internal dan perbankan seperti Bank Permata, Bank BCA dan BNI.
Meski pihaknya belum dapat memberikan rinciannya, namun porsi pinjaman perbankan akan lebih besar. “Kinerja perseroan akan meningkat dengan kondisi pasar dari industri properti dan konstruksi dalam negeri yang tumbuh pesat,” ujar Djohan dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (30/1/2013).
Selain itu, dia juga menilai kebijakan pemerintah terkait dengan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), diyakini akan mendorong kinerja perseroan.
Lebih lanjut, dia juga mengatakan, perseroan juga tengah melakukan proses perizinan untuk mengikuti tender di Arab Saudi dan Timor Leste. Menurutnya, pada tahun ini perseroan berupaya untuk ekspansi usaha ke negara tetangga mengingat pasar yang ada cukup potensial.
“Saat ini kami juga sedang menjalankan perizinan untuk proses tender di Arab Saudi. Persiapan sudah kami lakukan dari awal 2012 lalu,” tuturnya.
Perseroan berharap dengan proses tender tersebut dapat mengangkat nama perseroan dalam pasar internasional ke depannya. Bahkan, juga ada rencana untuk masuk ke bisnis energi dan sektor pertambangan. Perseroan menilai investasi proyek pembangkit listrik mini hidro dan sektor tambang cukup prospektif ke depan.
"Rencana untuk bisnis mini hidro masih dalam proses perizinan, dan pembentukan perusahaan patungan sektor tambang juga masih dalam tahap legalitas," ujarnya.
Corporate Secretary DGIK, Djohan Halim mengungkapkan, capex tersebut akan disumbang dari dana kas internal dan perbankan seperti Bank Permata, Bank BCA dan BNI.
Meski pihaknya belum dapat memberikan rinciannya, namun porsi pinjaman perbankan akan lebih besar. “Kinerja perseroan akan meningkat dengan kondisi pasar dari industri properti dan konstruksi dalam negeri yang tumbuh pesat,” ujar Djohan dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (30/1/2013).
Selain itu, dia juga menilai kebijakan pemerintah terkait dengan Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), diyakini akan mendorong kinerja perseroan.
Lebih lanjut, dia juga mengatakan, perseroan juga tengah melakukan proses perizinan untuk mengikuti tender di Arab Saudi dan Timor Leste. Menurutnya, pada tahun ini perseroan berupaya untuk ekspansi usaha ke negara tetangga mengingat pasar yang ada cukup potensial.
“Saat ini kami juga sedang menjalankan perizinan untuk proses tender di Arab Saudi. Persiapan sudah kami lakukan dari awal 2012 lalu,” tuturnya.
Perseroan berharap dengan proses tender tersebut dapat mengangkat nama perseroan dalam pasar internasional ke depannya. Bahkan, juga ada rencana untuk masuk ke bisnis energi dan sektor pertambangan. Perseroan menilai investasi proyek pembangkit listrik mini hidro dan sektor tambang cukup prospektif ke depan.
"Rencana untuk bisnis mini hidro masih dalam proses perizinan, dan pembentukan perusahaan patungan sektor tambang juga masih dalam tahap legalitas," ujarnya.
(gpr)