Shell laporkan penurunan laba bersih 14 persen
A
A
A
Sindonews.com - Raksasa energi Inggris, Royal Dutch Shell melaporkan penurunan laba bersih sebesar 14 persen pada 2012.
Dilansir The New Age, Kamis (31/1/2013), dalam laporan tahunan, Shell mengungkapkan, laba setelah pajak turun menjadi USD26,59 miliar dibandingkan 2011, sebesar USD30,92 miliar.
Namun, laba bersih naik 3,0 persen menjadi USD6,7 miliar dalam tiga bulan hingga Desember, dari USD6,5 miliar. Produksi meningkat sebesar 3,0 persen menjadi 3,41 juta barel setara minyak per hari pada periode yang sama.
Catatan lebih optimis, Shell menyebutkan keuntungan bersih disesuaikan dengan pengupasan keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai persediaan, melonjak 13 persen menjadi USD7,29 miliar pada kuartal keempat. Total pendapatan naik sebesar 2,0 persen menjadi USD118,05 miliar pada periode yang sama.
"Shell berada di trek rencana kami pada awal 2012, meskipun terjadi headwinds tahun lalu. Shell akan terus mengendalikan strategi dengan mengembangkan bisnis hulu, dengan investasi selektif di hilir," ujar Kepala Eksekutif Shell, Peter Voser.
Perusahaan mengharapkan anggaran USD33 miliar untuk investasi modal bersih tahun ini, dengan proyek-proyek baru berbaris di Nigeria, Kazakhstan, Irak dan Arktik.
"Meskipun prospek ekonomi masih belum jelas untuk beberapa pasar utama Shell, prospek jangka panjang, pertumbuhan permintaan energi global tidak akan berubah, didorong meningkatnya populasi dunia dan standar hidup di negara berkembang," kata Voser.
Dilansir The New Age, Kamis (31/1/2013), dalam laporan tahunan, Shell mengungkapkan, laba setelah pajak turun menjadi USD26,59 miliar dibandingkan 2011, sebesar USD30,92 miliar.
Namun, laba bersih naik 3,0 persen menjadi USD6,7 miliar dalam tiga bulan hingga Desember, dari USD6,5 miliar. Produksi meningkat sebesar 3,0 persen menjadi 3,41 juta barel setara minyak per hari pada periode yang sama.
Catatan lebih optimis, Shell menyebutkan keuntungan bersih disesuaikan dengan pengupasan keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai persediaan, melonjak 13 persen menjadi USD7,29 miliar pada kuartal keempat. Total pendapatan naik sebesar 2,0 persen menjadi USD118,05 miliar pada periode yang sama.
"Shell berada di trek rencana kami pada awal 2012, meskipun terjadi headwinds tahun lalu. Shell akan terus mengendalikan strategi dengan mengembangkan bisnis hulu, dengan investasi selektif di hilir," ujar Kepala Eksekutif Shell, Peter Voser.
Perusahaan mengharapkan anggaran USD33 miliar untuk investasi modal bersih tahun ini, dengan proyek-proyek baru berbaris di Nigeria, Kazakhstan, Irak dan Arktik.
"Meskipun prospek ekonomi masih belum jelas untuk beberapa pasar utama Shell, prospek jangka panjang, pertumbuhan permintaan energi global tidak akan berubah, didorong meningkatnya populasi dunia dan standar hidup di negara berkembang," kata Voser.
(dmd)