Pengembangan Bandara Ngurah Rai capai 55%
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan, Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali siap menyambut gelaran Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) yang akan diselenggarakan di Bali. Hal tersebut terlihat dari penyelesaian pengembangan bandara yang sudah mencapai 55 persen.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengatakan, pengembangan bandara internasional Ngurah Rai Bali merupakan yang tersulit. Pasalnya, pembangunan tersebut dilakukan di lahan bandara lama, sehingga saat bersamaan tetap melayani penerbangan baik domestik maupun internasional.
"Untuk progress terminalnya sendiri sudah mencapai 66 persen," ujar Dahlan saat kunjungan kerja ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Jumat (1/2/2013).
Dia menjelaskan, proyek ini harus selesai Juni 2013. Pasalnya, gelaran APEC akan dihelat pada Oktober 2013. Dengan selesainya pengembangan bandara tersebut, Dahlan berharap, Bandara Ngurah Rai bisa menjadi bandara terbaik di Indonesia.
Pimpinan Proyek Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, Yanus Suprayogi mengatakan, proyek yang dikerjakan 2.000 karyawan ini, nantinya akan memiliki luas lahan mencapai 139 ribu meter persegi, yang dibagi tiga lantai. Lantai pertama untuk kedatangan, lantai dua untuk kantor maskapai, dan lantai tiga untuk keberangkatan.
"Bandara ini sangat memprioritaskan sistem sekuritinya, sehingga pada 2025 diharapkan bisa menampung penumpang hingga 25 juta per tahun," harap Yanus.
Jumlah penumpang Ngurah Rai saat ini 13,5 juta. Dari total itu, kontribusi penumpang domestik dan internasional 50:50. Seperti diketahui, pengembangan bandara ini diproyeksikan menelan dana hingga Rp2,8 triliun. Proses perencanaan pada 2009, namun karena masalah masyarakat yang tak berkenan dengan gaya arsitektur yang akan dibangun menyebabkan pembangunan fisik baru bisa dimulai pada Mei 2011.
"Hingga saat ini investasi yang terserap mencapai 50 persen setara Rp1,4 triliun. Dana tersebut berasal dari kas internal Angkasa Pura," ungkapnya.
Menteri BUMN, Dahlan Iskan mengatakan, pengembangan bandara internasional Ngurah Rai Bali merupakan yang tersulit. Pasalnya, pembangunan tersebut dilakukan di lahan bandara lama, sehingga saat bersamaan tetap melayani penerbangan baik domestik maupun internasional.
"Untuk progress terminalnya sendiri sudah mencapai 66 persen," ujar Dahlan saat kunjungan kerja ke Bandara Internasional Ngurah Rai, Bali, Jumat (1/2/2013).
Dia menjelaskan, proyek ini harus selesai Juni 2013. Pasalnya, gelaran APEC akan dihelat pada Oktober 2013. Dengan selesainya pengembangan bandara tersebut, Dahlan berharap, Bandara Ngurah Rai bisa menjadi bandara terbaik di Indonesia.
Pimpinan Proyek Pengembangan Bandara Internasional Ngurah Rai Bali, Yanus Suprayogi mengatakan, proyek yang dikerjakan 2.000 karyawan ini, nantinya akan memiliki luas lahan mencapai 139 ribu meter persegi, yang dibagi tiga lantai. Lantai pertama untuk kedatangan, lantai dua untuk kantor maskapai, dan lantai tiga untuk keberangkatan.
"Bandara ini sangat memprioritaskan sistem sekuritinya, sehingga pada 2025 diharapkan bisa menampung penumpang hingga 25 juta per tahun," harap Yanus.
Jumlah penumpang Ngurah Rai saat ini 13,5 juta. Dari total itu, kontribusi penumpang domestik dan internasional 50:50. Seperti diketahui, pengembangan bandara ini diproyeksikan menelan dana hingga Rp2,8 triliun. Proses perencanaan pada 2009, namun karena masalah masyarakat yang tak berkenan dengan gaya arsitektur yang akan dibangun menyebabkan pembangunan fisik baru bisa dimulai pada Mei 2011.
"Hingga saat ini investasi yang terserap mencapai 50 persen setara Rp1,4 triliun. Dana tersebut berasal dari kas internal Angkasa Pura," ungkapnya.
(rna)