CPO diusulkan masuk EGL APEC, ini saran GAPKI
A
A
A
Sindonews.com - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyambut baik rencana pemerintah untuk mengajukan kembali Crude Palm Oil (CPO) untuk dimasukan dalam Environment Good List (EGL) dalam Konferensi Asian Pacific Economic Confederation (APEC) Oktober 2013 mendatang di Nusa Dua, Bali.
Agar usulan tersebut bisa diterima oleh negara-negara anggota APEC, GAPKI meminta pemerintah untuk melengkapi data dan fakta yang membuktikan bahwa CPO tidak merusak lingkungan.
"Data dan faktanya sudah ada, tapi belum lengkap," kata Direktur Eksekutif GAPKI Fadhil Hasan kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (3/2/2013).
Bila data dan fakta sudah lengkap, sambung Fadhil, pemerintah perlu menyusun argumentasi yang kuat dan sistematis untuk meyakinkan negara-negara anggota APEC bahwa CPO ramah lingkungan. "Pemerintah harus bisa memberi argumentasi bahwa CPO ramah lingkungan," ujar dia.
Lebih lanjut, pihaknya berjanji akan mendukung penuh upaya pemerintah tersebut dengan menjaga memproduksi CPO tanpa menimbulkan kerusakan alam yang berlebihan. "Industri sawit Indonesia berkomitmen manjaga lingkungan," tandas Fadhil.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia merasa optimis CPO bisa ditetapkan sebagai produk ramah lingkungan dalam konferensi APEC tahun ini.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi menuturkan, Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat telah memberikan sinyal positif akan mengakui CPO sebagai produk ramah lingkungan. "Karena masih ada proses dengan EPA di Amerika Serikat dan itu sudah semakin mengerucut positif," jelas Bayu pekan lalu.
Agar usulan tersebut bisa diterima oleh negara-negara anggota APEC, GAPKI meminta pemerintah untuk melengkapi data dan fakta yang membuktikan bahwa CPO tidak merusak lingkungan.
"Data dan faktanya sudah ada, tapi belum lengkap," kata Direktur Eksekutif GAPKI Fadhil Hasan kepada Sindonews di Jakarta, Minggu (3/2/2013).
Bila data dan fakta sudah lengkap, sambung Fadhil, pemerintah perlu menyusun argumentasi yang kuat dan sistematis untuk meyakinkan negara-negara anggota APEC bahwa CPO ramah lingkungan. "Pemerintah harus bisa memberi argumentasi bahwa CPO ramah lingkungan," ujar dia.
Lebih lanjut, pihaknya berjanji akan mendukung penuh upaya pemerintah tersebut dengan menjaga memproduksi CPO tanpa menimbulkan kerusakan alam yang berlebihan. "Industri sawit Indonesia berkomitmen manjaga lingkungan," tandas Fadhil.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia merasa optimis CPO bisa ditetapkan sebagai produk ramah lingkungan dalam konferensi APEC tahun ini.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi menuturkan, Environmental Protection Agency (EPA) di Amerika Serikat telah memberikan sinyal positif akan mengakui CPO sebagai produk ramah lingkungan. "Karena masih ada proses dengan EPA di Amerika Serikat dan itu sudah semakin mengerucut positif," jelas Bayu pekan lalu.
(gpr)