Inflasi Januari dipicu kenaikan harga pangan segar
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Perdagangan mengemukakan, tingginya inflasi pada Januari 2013, yang mencapai 1,03 persen dipicu kenaikan harga pangan segar.
Terganggunya distribusi pangan selama beberapa hari terakhir akibat bencana banjir yang melanda DKI Jakarta dan sejumlah daerah lain, ditengarai mengganggu kestabilan harga pangan segar.
Seperti diketahui, pangan segar tidak dapat disimpan dalam waktu lama. Sehingga harganya segera naik, karena stok menurun dengan cepat ketika distribusi terhambat.
"Yang paling memberikan pengaruh adalah bahan makanan segar, bukan makanan olahan. Seperti daging ayam, sapi, beras. Terganggu 1-2 hari saja sudah langsung (berpengaruh terhadap inflasi)," terang Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi kepada wartawan di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (4/2/2013).
Bayu menambahkan, Kemendag telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menjaga ketersediaan pangan segar ketika terjadi bencana alam. Pihaknya mengaku siap menyalurkan pangan segar dalam jangka waktu kurang dari 12 jam ke lokasi terjadinya bencana. Sehingga, lonjakan inflasi akibat kenaikan harga pangan segar bisa dihindari.
"Yang kami lakukan adalah sekiranya respon emergency, masih terganggu gangguan distribusi, kita segera intervensi. Kita siap menyalurkan dalam waktu 6-12 jam," tegas Wamendag.
Namun, dia mengakui tindakan respon emergency yang disiapkan Kemendag akan sulit dilakukan di wilayah luar Pulau Jawa yang infrastrukturnya masih amat terbatas. "Jawa sudah pasti, luar jawa tergantung," tutupnya.
Terganggunya distribusi pangan selama beberapa hari terakhir akibat bencana banjir yang melanda DKI Jakarta dan sejumlah daerah lain, ditengarai mengganggu kestabilan harga pangan segar.
Seperti diketahui, pangan segar tidak dapat disimpan dalam waktu lama. Sehingga harganya segera naik, karena stok menurun dengan cepat ketika distribusi terhambat.
"Yang paling memberikan pengaruh adalah bahan makanan segar, bukan makanan olahan. Seperti daging ayam, sapi, beras. Terganggu 1-2 hari saja sudah langsung (berpengaruh terhadap inflasi)," terang Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi kepada wartawan di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (4/2/2013).
Bayu menambahkan, Kemendag telah menyiapkan langkah-langkah antisipasi untuk menjaga ketersediaan pangan segar ketika terjadi bencana alam. Pihaknya mengaku siap menyalurkan pangan segar dalam jangka waktu kurang dari 12 jam ke lokasi terjadinya bencana. Sehingga, lonjakan inflasi akibat kenaikan harga pangan segar bisa dihindari.
"Yang kami lakukan adalah sekiranya respon emergency, masih terganggu gangguan distribusi, kita segera intervensi. Kita siap menyalurkan dalam waktu 6-12 jam," tegas Wamendag.
Namun, dia mengakui tindakan respon emergency yang disiapkan Kemendag akan sulit dilakukan di wilayah luar Pulau Jawa yang infrastrukturnya masih amat terbatas. "Jawa sudah pasti, luar jawa tergantung," tutupnya.
(izz)