Mobile internet diprediksi selamatkan industri telekomunikasi
A
A
A
Sindonews.com - Frost & Sullivan memprediksi mobile internet akan menjadi “penyelamat” industri telekomunikasi Indonesia di tahun 2013 karena akan membuka cakrawala baru di luar segmen komunikasi data.
Demam mobile internet” akan berkontribusi pada pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia dan menguntungkan para pelakunya. Harga ponsel cerdas yang semakin murah dan tingginya tingkat adopsi jejaring sosial akan mendorong pertumbuhan tersebut.
Head of Consulting ICT Practice, Indonesia, Frost & Sullivan, Dev Yusmananda mengungkapkan, seiring dengan kondisi pasar yang makin kompetitif, para pelaku industri telekomunikasi Indonesia perlu bertransformasi sebagai upaya untuk mempertahankan pertumbuhan.
Oleh karena itu, layanan data mobile yang menawarkan nilai tambah mulai menjadi sumber pertumbuhan pendapatan yang penting bagi operator-operator di Indonesia.
Dia menambahkan bahwa mobile internet akan tetap menjadi pendorong tingginya penetrasi internet di Indonesia dan menciptakan sumber-sumber pendapatan potensial bagi para pelaku industri telekomunikasi dengan berpartisipasi dalam tren “mobile monetization”.
”Empat sumber pendapatan di luar segmen komunikasi data adalah mobilisasi (tren dimana perangkat, piranti lunak dan layanan teknologi mulai mengadaptasi dan menggabungkan fitur-fitur dan kemampuan yang dimiliki ponsel cerdas), Mobile payment, Mobile e-commerce, dan mobile advertising,” kata Dev dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/2/2013).
Seiring dengan meningkatnya penggunaan mobile internet, Frost & Sullivan memprediksi perangkat-perangkat nirkabel akan tumbuh secara signifikan. Dev menjelaskan bahwa pada 2013 wireless dongle diperkirakan tumbuh 47.5 persen CAGR, sementara ponsel cerdas tumbuh sekitar 16.1 persen CAGR dan tablet mencapai 11.6 persen CAGR.
Sementara itu, Nitin Bhat, Partner, Frost & Sullivan mengungkapkan, secara global, pengapalan ponsel cerdas tumbuh pesat dan diproyeksikan mencapai 1 miliar pada 2016. Asia Pasifik diperkirakan akan menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat dalam hal pengapalan ponsel cerdas, mencapai 37.6 persen di periode waktu yang sama.
"Di tahun 2015, Asia Pasifik akan menjadi wilayah terbesar untuk mobile payment dengan Jepang dan Korea Selatan sebagai pemimpin. Namun, layanan mobile payment di Jepang sebagian besar didorong oleh operator dimana keterlibatan institusi keuangan masih bersifat parsial,” tutup Nitin.
Demam mobile internet” akan berkontribusi pada pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia dan menguntungkan para pelakunya. Harga ponsel cerdas yang semakin murah dan tingginya tingkat adopsi jejaring sosial akan mendorong pertumbuhan tersebut.
Head of Consulting ICT Practice, Indonesia, Frost & Sullivan, Dev Yusmananda mengungkapkan, seiring dengan kondisi pasar yang makin kompetitif, para pelaku industri telekomunikasi Indonesia perlu bertransformasi sebagai upaya untuk mempertahankan pertumbuhan.
Oleh karena itu, layanan data mobile yang menawarkan nilai tambah mulai menjadi sumber pertumbuhan pendapatan yang penting bagi operator-operator di Indonesia.
Dia menambahkan bahwa mobile internet akan tetap menjadi pendorong tingginya penetrasi internet di Indonesia dan menciptakan sumber-sumber pendapatan potensial bagi para pelaku industri telekomunikasi dengan berpartisipasi dalam tren “mobile monetization”.
”Empat sumber pendapatan di luar segmen komunikasi data adalah mobilisasi (tren dimana perangkat, piranti lunak dan layanan teknologi mulai mengadaptasi dan menggabungkan fitur-fitur dan kemampuan yang dimiliki ponsel cerdas), Mobile payment, Mobile e-commerce, dan mobile advertising,” kata Dev dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/2/2013).
Seiring dengan meningkatnya penggunaan mobile internet, Frost & Sullivan memprediksi perangkat-perangkat nirkabel akan tumbuh secara signifikan. Dev menjelaskan bahwa pada 2013 wireless dongle diperkirakan tumbuh 47.5 persen CAGR, sementara ponsel cerdas tumbuh sekitar 16.1 persen CAGR dan tablet mencapai 11.6 persen CAGR.
Sementara itu, Nitin Bhat, Partner, Frost & Sullivan mengungkapkan, secara global, pengapalan ponsel cerdas tumbuh pesat dan diproyeksikan mencapai 1 miliar pada 2016. Asia Pasifik diperkirakan akan menjadi wilayah dengan pertumbuhan tercepat dalam hal pengapalan ponsel cerdas, mencapai 37.6 persen di periode waktu yang sama.
"Di tahun 2015, Asia Pasifik akan menjadi wilayah terbesar untuk mobile payment dengan Jepang dan Korea Selatan sebagai pemimpin. Namun, layanan mobile payment di Jepang sebagian besar didorong oleh operator dimana keterlibatan institusi keuangan masih bersifat parsial,” tutup Nitin.
(gpr)