Apartemen jadi tren perumahan di Depok
A
A
A
Sindonews.com - Tren perumahan di Depok pada 2013 masih menyasar masyarakat kelas menengah. Apalagi, Depok yang berbatasan dengan Jakarta, mendapatkan keuntungan dengan musibah banjir yang terjadi di ibukota.
Menurut Direktur PT Wisma Mapan Lestari, Hamzah, warga ibukota akan memilih pindah di wilayah pinggiran yang dekat dengan tempat kerjanya di Jakarta.
"Seperti Depok, Bekasi, Bogor, namun yang lebih dekat dan memiliki sarana lebih maju adalah Depok, ditambah juga memiliki akses kereta," ungkapnya kepada wartawan, Senin (11/2/2013).
Kelebihan Depok, kata dia, memiliki infrastruktur jalan yang jauh lebih maju, perkembangan perekonomian dan mal serta hotel yang cukup nyaman untuk berinvestasi. Ditambah saat ini jumlah apartemen cukup banyak.
"Pengusaha properti saat ini sedang negosiasi soal Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang membatasi pengembang harus membangun rumah di atas kavling minimal 120 meter persegi, harganya kan cukup tinggi, memberatkan kalangan menengah," tukasnya.
Menurutnya, rumah yang laku terjual di Depok yakni di kisaran harga Rp200 jutaan. Sebab penghasilan warga Depok rata-rata Rp 2 juta hingga Rp3,5 juta per bulan.
"Rp200 jutaan diminati. Justru dengan banyaknya pengembang properti di Depok, sekarang kami berpikir mau buat rumah vertikal, dengan harga murah tapi konsepnya apartemen, harga terjangkau. Untuk menyiasati sempitnya lahan. Idealnya sepuluh lantai keatas," tutupnya.
Menurut Direktur PT Wisma Mapan Lestari, Hamzah, warga ibukota akan memilih pindah di wilayah pinggiran yang dekat dengan tempat kerjanya di Jakarta.
"Seperti Depok, Bekasi, Bogor, namun yang lebih dekat dan memiliki sarana lebih maju adalah Depok, ditambah juga memiliki akses kereta," ungkapnya kepada wartawan, Senin (11/2/2013).
Kelebihan Depok, kata dia, memiliki infrastruktur jalan yang jauh lebih maju, perkembangan perekonomian dan mal serta hotel yang cukup nyaman untuk berinvestasi. Ditambah saat ini jumlah apartemen cukup banyak.
"Pengusaha properti saat ini sedang negosiasi soal Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang membatasi pengembang harus membangun rumah di atas kavling minimal 120 meter persegi, harganya kan cukup tinggi, memberatkan kalangan menengah," tukasnya.
Menurutnya, rumah yang laku terjual di Depok yakni di kisaran harga Rp200 jutaan. Sebab penghasilan warga Depok rata-rata Rp 2 juta hingga Rp3,5 juta per bulan.
"Rp200 jutaan diminati. Justru dengan banyaknya pengembang properti di Depok, sekarang kami berpikir mau buat rumah vertikal, dengan harga murah tapi konsepnya apartemen, harga terjangkau. Untuk menyiasati sempitnya lahan. Idealnya sepuluh lantai keatas," tutupnya.
(gpr)