Total siapkan kesepakatan shale gas China
A
A
A
Sindonews.com - Total SA melaporkan tengah mempersiapkan penandatanganan kesepakatan dalam beberapa hari ke depan, dengan perusahaan China untuk eksplorasi shale gas di Asia.
"Kami sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan besar China untuk shale gas," kata Yves-Louis Darricarrere, kepala eksplorasi dan produksi Total, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (14/2/2013).
Sebuah kesepakatan akan mengikuti penandatangan nota kesepahaman (MoU), antara China Petroleum & Chemical Corp, yang dikenal sebagai Sinopec, tahun lalu. Darricarrere menggambarkan sifat kesepakatan saat itu dimaksudkan untuk "kajian teknis."
Gordon Kwan, kepala penelitian energi di Mirae Asset Securities Ltd, Hong Kong menyebutkan, Sinopec merupakan "pilihan alami" untuk kemitraan Total di China. Dimana negara tersebut tengah berusaha meniru 'booming' shale gas Amerika Serikat.
"Kondisi geologi di China lebih kompleks sehingga membutuhkan teknologi asing. China akan menyambut pengalaman Total di luar negeri untuk mempercepat pengembangan sumber daya shale gas terbesar di dunia," ujar Darricarrere.
Kesepakatan perusahaan China dengan perusahaan Prancis sebagai persiapan memulai produksi pada lapangan gas Sulige di Mongolia.
Shale gas merupakan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) yang terbentuk dari formasi serpihan bebatuan melalui proses yang dikenal dengan fracking. Shale gas akan mengubah skenario penggunaan energi secara global.
Amerika Serikat (AS) yang merupakan konsumen energi terbesar kedua di dunia setelah China memiliki cadangan shale gas sangat besar, yakni 290 triliun meter kubik (860 trillion cubic feet).
"Kami sedang melakukan pembicaraan dengan perusahaan besar China untuk shale gas," kata Yves-Louis Darricarrere, kepala eksplorasi dan produksi Total, seperti dilansir Bloomberg, Kamis (14/2/2013).
Sebuah kesepakatan akan mengikuti penandatangan nota kesepahaman (MoU), antara China Petroleum & Chemical Corp, yang dikenal sebagai Sinopec, tahun lalu. Darricarrere menggambarkan sifat kesepakatan saat itu dimaksudkan untuk "kajian teknis."
Gordon Kwan, kepala penelitian energi di Mirae Asset Securities Ltd, Hong Kong menyebutkan, Sinopec merupakan "pilihan alami" untuk kemitraan Total di China. Dimana negara tersebut tengah berusaha meniru 'booming' shale gas Amerika Serikat.
"Kondisi geologi di China lebih kompleks sehingga membutuhkan teknologi asing. China akan menyambut pengalaman Total di luar negeri untuk mempercepat pengembangan sumber daya shale gas terbesar di dunia," ujar Darricarrere.
Kesepakatan perusahaan China dengan perusahaan Prancis sebagai persiapan memulai produksi pada lapangan gas Sulige di Mongolia.
Shale gas merupakan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG) yang terbentuk dari formasi serpihan bebatuan melalui proses yang dikenal dengan fracking. Shale gas akan mengubah skenario penggunaan energi secara global.
Amerika Serikat (AS) yang merupakan konsumen energi terbesar kedua di dunia setelah China memiliki cadangan shale gas sangat besar, yakni 290 triliun meter kubik (860 trillion cubic feet).
(dmd)