Bank BNP siap ekspansi keluar Jabar
A
A
A
Sindonews.com - PT Bank Nusantara Parahyangan (BNP) mulai membidik pangsa pasar di luar Jawa Barat. Ekspansi keluar daerah ini untuk menggenjot pendapatan perbankan dari sektor kredit dan dana pihak ketiga (DPK).
Direktur Bisnis PT BNP Budi T Halim mengatakan, mulai tahun ini, BNP berencana membuka 12 kantor cabang (KCP) di sejumlah kawasan di Indonesia. Seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, sebagian kota di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan lainnya.
"Ekspansi keluar daerah, untuk menggenjot pendapatan dari sektor kredit dan DPK. Selama ini, kontribusi pendapatan 60 persennya di topang dari kantor BNP di Jawa Barat," kata Budi T Halim saat peresmian Kantor Cabang Pembantu Ladies Bank PT BNP, di Jalan Sukajadi, Kota Bandung, Kamis (14/2/2013).
Diakui dia, sampai saat ini BNP memiliki 72 KCP, sebagian besarnya ada di Jabar. Bank BNP merupakan salah satu perbankan yang merintis bisnis perbankan dari Bandung. Kini, Bank BNP terus melakukan ekspansi untuk menjadi bank nasional. Hingga periode Desember 2012, BNP mencatat pertumbuhan aset menjadi Rp8,2 triliun.
Lebih lanjut Budi menjelaskan, untuk kepentingan ekspansi kantor cabang, Bank BNP menyiapkan investasi sekitar Rp15 miliar lebih. Dengan asumsi, nilai investasi setiap kantor cabang sekitar Rp1-1,5 miliar. Nilai tersebut, akan sangat bervariatif, tergantung biaya sewa tempat dan perlengkapan.
"Ekspansi kantor cabang, diharapkan mendongkrak pendapatan di 2013 menjadi Rp150 miliar. Pada 2012, kami juga berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 25,5 persen menjadi Rp115 miliar," beber dia.
Kontribusi pendapatan diharapkan disokong oleh penyaluran kredit. BNP memproyeksikan pertumbuhan kredit sekitar 25 persen dari pencapaian 2012 sebesar Rp5,88 triliun, tumbuh menjadi Rp7,3 triliun. "Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih menjadi bidikan kami. Potensi market ini di daerah sangat besar," jelas dia.
Disebutkan Budi, sektor UMKM masih menjadi pangsa pasar perbankan yang seksi. Pertumbuhan ekonomi diimbangi peningkatan daya beli merangsang tumbuhnya pengusaha baru.
Tahun lalu, 56 persen dari total kredit BNP di salurkan kepada sektor UMKM. Walaupun ekspansi kepada sektor UMKM tinggi, namun BNP mampu menekan rasio kredit macet (NPL) menjadi 0,58 persen net.
Sedangkan untuk DPK, lanjut Budi, pihaknya bertekad untuk menaikkan serapan dana masyarakat sekitar 15-20 persen. Atau menjadi Rp8,6 triliun di 2013. Bisnis ini, BNP menyasar serapan dana mahal dan dana murah dari semua segmen. Sektor yang di garap pun beragam, mulai corporate, perdagangan, dan lainnya.
Direktur Bisnis PT BNP Budi T Halim mengatakan, mulai tahun ini, BNP berencana membuka 12 kantor cabang (KCP) di sejumlah kawasan di Indonesia. Seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, sebagian kota di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan lainnya.
"Ekspansi keluar daerah, untuk menggenjot pendapatan dari sektor kredit dan DPK. Selama ini, kontribusi pendapatan 60 persennya di topang dari kantor BNP di Jawa Barat," kata Budi T Halim saat peresmian Kantor Cabang Pembantu Ladies Bank PT BNP, di Jalan Sukajadi, Kota Bandung, Kamis (14/2/2013).
Diakui dia, sampai saat ini BNP memiliki 72 KCP, sebagian besarnya ada di Jabar. Bank BNP merupakan salah satu perbankan yang merintis bisnis perbankan dari Bandung. Kini, Bank BNP terus melakukan ekspansi untuk menjadi bank nasional. Hingga periode Desember 2012, BNP mencatat pertumbuhan aset menjadi Rp8,2 triliun.
Lebih lanjut Budi menjelaskan, untuk kepentingan ekspansi kantor cabang, Bank BNP menyiapkan investasi sekitar Rp15 miliar lebih. Dengan asumsi, nilai investasi setiap kantor cabang sekitar Rp1-1,5 miliar. Nilai tersebut, akan sangat bervariatif, tergantung biaya sewa tempat dan perlengkapan.
"Ekspansi kantor cabang, diharapkan mendongkrak pendapatan di 2013 menjadi Rp150 miliar. Pada 2012, kami juga berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 25,5 persen menjadi Rp115 miliar," beber dia.
Kontribusi pendapatan diharapkan disokong oleh penyaluran kredit. BNP memproyeksikan pertumbuhan kredit sekitar 25 persen dari pencapaian 2012 sebesar Rp5,88 triliun, tumbuh menjadi Rp7,3 triliun. "Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih menjadi bidikan kami. Potensi market ini di daerah sangat besar," jelas dia.
Disebutkan Budi, sektor UMKM masih menjadi pangsa pasar perbankan yang seksi. Pertumbuhan ekonomi diimbangi peningkatan daya beli merangsang tumbuhnya pengusaha baru.
Tahun lalu, 56 persen dari total kredit BNP di salurkan kepada sektor UMKM. Walaupun ekspansi kepada sektor UMKM tinggi, namun BNP mampu menekan rasio kredit macet (NPL) menjadi 0,58 persen net.
Sedangkan untuk DPK, lanjut Budi, pihaknya bertekad untuk menaikkan serapan dana masyarakat sekitar 15-20 persen. Atau menjadi Rp8,6 triliun di 2013. Bisnis ini, BNP menyasar serapan dana mahal dan dana murah dari semua segmen. Sektor yang di garap pun beragam, mulai corporate, perdagangan, dan lainnya.
(gpr)