Para Menkeu G20 khawatirkan perang mata uang
Jum'at, 15 Februari 2013 - 10:23 WIB
Para Menkeu G20 khawatirkan perang mata uang
A
A
A
Sindonews.com - Para menteri keuangan dari kelompok negara G20 sedang bertemu di Moskow, Rusia di tengah-tengah kekhawatiran bahwa kekuatan perdagangan utama dapat menuju perang mata uang.
Seperti dilansir dari BBC, Jumat (15/2/2013), sikap moneter Jepang berimbas terhadap penurunan dalam yen. Sementara, euro telah meningkat terhadap mata uang lainnya.
Nilai mata uang suatu negara memiliki dampak besar pada perdagangan dan ada kekhawatiran yang dirasakan negara-negara, mungkin mencoba untuk memengaruhi pasar demi membantu meningkatkan perekonomian mereka.
Sebelumnya, G20 telah meminta negara-negara untuk menahan diri dari intervensi pasar. Pada awal pekan ini, kelompok G7 mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka tidak akan menetapkan target untuk nilai tukar mata uang mereka.
Pada Kamis kemarin, Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov selaku tuan rumah pertemuan G20 mengatakan, kemungkinan besar pertemuan kali ini untuk mengeluarkan komunike yang sama.
"Bahasa mungkin berbeda (dari G7), tetapi tujuannya akan tetap sama," kata Siluanov seperti dikutip kantor berita Reuters.
Seperti dilansir dari BBC, Jumat (15/2/2013), sikap moneter Jepang berimbas terhadap penurunan dalam yen. Sementara, euro telah meningkat terhadap mata uang lainnya.
Nilai mata uang suatu negara memiliki dampak besar pada perdagangan dan ada kekhawatiran yang dirasakan negara-negara, mungkin mencoba untuk memengaruhi pasar demi membantu meningkatkan perekonomian mereka.
Sebelumnya, G20 telah meminta negara-negara untuk menahan diri dari intervensi pasar. Pada awal pekan ini, kelompok G7 mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka tidak akan menetapkan target untuk nilai tukar mata uang mereka.
Pada Kamis kemarin, Menteri Keuangan Rusia, Anton Siluanov selaku tuan rumah pertemuan G20 mengatakan, kemungkinan besar pertemuan kali ini untuk mengeluarkan komunike yang sama.
"Bahasa mungkin berbeda (dari G7), tetapi tujuannya akan tetap sama," kata Siluanov seperti dikutip kantor berita Reuters.
(izz)
