Lahan pertanian di Depok makin tergerus alih fungsi

Jum'at, 15 Februari 2013 - 20:49 WIB
Lahan pertanian di Depok...
Lahan pertanian di Depok makin tergerus alih fungsi
A A A
Sindonews.com - Lahan pertanian yang kian menyempit dengan banyaknya alih fungsi lahan menjadi perumahan, juga berdampak pada kontribusi hasil pertanian di Depok. Selain itu, Depok memiliki ketergantungan dalam produk pangan dari daerah luar atau sekitar 94 persen.

Kepala TU Badan Statistik Kota Depok, Bambang Pamungkas mengungkapkan, dalam bidang pertanian kontribusinya pada sektor ekonomi hanya 2,7 persen. Bambang mengungkapkan, luas panen sawah di 2011 dari 857 hektare (ha) turun menjadi 592 ha di akhir Desember 2012.

"Memang lahan sawah kita sempit. Tapi, kita tidak mau terus-terusan dalam net importir (murni mendatangkan produk dari luar). Minimal, kita bisa mengoptimalkan lahan yang ada dan meminimalisir alih fungsi lahan," tegasnya kepada wartawan, Jumat (15/2/2013).

Menurutnya, penurunan luas panen terbanyak atau alihfungsi lahan berada di Bojongsari. Bahkan, imbuhnya, dalam penurunannya sampai 150 hektare. Kebanyakan petani di Depok hanya petani penggarap, dengan kata lain, pemilik lahan adalah orang lain.

Dia menambahkan, para petani dan produk pertanian di Depok kurang cukup bergairah bisa dipahami. Pasalnya, dalam lahan yang sempit juga berpengaruh pada harga hasil pertanian saat dilempar ke pasaran.

Untuk itu, dirinya juga menyarankan agar selalu memanfaatkan lahan yang sempit agar ditanami tanaman produktif. Selain itu, lahan kosong di perumahan juga bisa ditanami tanaman produktif.

"Lahan sawah kita sempit, tapi kalau tanaman produktif seperti cabai di tanam di rumah-rumah secara masif juga akan berpengaruh," paparnya.

Meski begitu, lanjutnya, waga Depok bisa memanfaatkan sektor peternakan yang masih terbuka lebar sebagai jasa pemotongan melalui Rumah Pemotongan Hewan di Tapos. Setidaknya, berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong dan Sapi perah di 2011 di Depok terdapat sapi perah 671 ekor, sapi potong 2912 ekor dan kerbau 204 ekor.

"Dengan mengoptimalkan RPH, kalau jasa pemotongan kan tidak harus memelihara dan membutuhkan waktu sebentar. Tinggal kita datangkan saja, sapi dari luar dengan kualitas yang kita inginkan. Dari situ kita bisa mensuply daerah lainnya," tuturnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0579 seconds (0.1#10.140)