Ekonomi Thailand melonjak pada Q4
A
A
A
Sindonews.com - Perekonomian Thailand menikmati rekor pertumbuhan pada kuartal keempat (Q4) 2012, menyusul pulihnya sektor industri pasca banjir besar yang melanda negara kerajaan tersebut.
Badan Pembangunan Nasional Ekonomi dan Sosial (NESDB) Thailand mengungkapkan, produk domestik bruto (PDB) melonjak 18,9 persen dan GDP 3,6 persen dalam tiga bulan sampai Desember 2012, dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sekretaris Jenderal NESDB, Arkhom Termpittayapaisith mengatakan, permintaan domestik dan internasional yang kuat membantu mendorong kinerja ekonomi.
"Telah terjadi pemulihan penuh setelah banjir parah," ujar Arkhom, seperti dilansir Global Post, Senin (18/2/2013).
Sebelumnya, perekonomian Thailand mengalami kontraksi dua digit akibat banjir panjang pada 2011, yang menewaskan ratusan orang dan menyebabkan kerusakan luas terhadap sejumlah pabrik.
NESDB memperkirakan pertumbuhan ekonomi 4,5-5,0 persen tahun ini, setelah ekspansi 6,4 persen pada 2012.
"Pemulihan ekonomi di Amerika Serikat, China dan Eropa akan memberikan pengaruh baik bagi ekspor Thailand," kata Arkhom, sambil menambahkan, bahwa kenaikan upah minimum kerajaan juga akan mendorong permintaan domestik.
Badan Pembangunan Nasional Ekonomi dan Sosial (NESDB) Thailand mengungkapkan, produk domestik bruto (PDB) melonjak 18,9 persen dan GDP 3,6 persen dalam tiga bulan sampai Desember 2012, dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Sekretaris Jenderal NESDB, Arkhom Termpittayapaisith mengatakan, permintaan domestik dan internasional yang kuat membantu mendorong kinerja ekonomi.
"Telah terjadi pemulihan penuh setelah banjir parah," ujar Arkhom, seperti dilansir Global Post, Senin (18/2/2013).
Sebelumnya, perekonomian Thailand mengalami kontraksi dua digit akibat banjir panjang pada 2011, yang menewaskan ratusan orang dan menyebabkan kerusakan luas terhadap sejumlah pabrik.
NESDB memperkirakan pertumbuhan ekonomi 4,5-5,0 persen tahun ini, setelah ekspansi 6,4 persen pada 2012.
"Pemulihan ekonomi di Amerika Serikat, China dan Eropa akan memberikan pengaruh baik bagi ekspor Thailand," kata Arkhom, sambil menambahkan, bahwa kenaikan upah minimum kerajaan juga akan mendorong permintaan domestik.
(dmd)