Daging mahal, anak-anak Indonesia semakin pendek
A
A
A
Sindonews.com - Komite Daging Sapi Jakarta Raya (KDS Jakarta) menuturkan, mahalnya harga daging sapi di Tanah Air saat ini telah mengganggu pertumbuhan jasmani anak-anak Indonesia. Akibat harga daging sapi mahal, konsumsi daging sapi menjadi rendah, sehingga anak-anak kekurangan gizi.
"Kecenderungan anak Indonesia ke depan semakin pendek, karena kekurangan protein dari daging sapi," ujar Ketua Umum KDS Jakarta, Sarman Simanjorang dalam konferensi pers di Galery Cafe TIM, Jakarta, Senin (18/2/2013).
Sarman menambahkan, dirinya tidak mengada-ada karena gangguan pertumbuhan anak-anak Indonesia akibat kekurangan protein hewani dari daging sapi ini merupakan hasil penelitian para dokter. "Ini penelitian dokter lho," ujarnya.
Selain gangguan pertumbuhan, lanjut dia, tingginya harga daging sapi juga telah menimbulkan banyak akibat negatif lainnya. Sarman menyebut mulai dari masuknya daging ilegal, munculnya bakso oplosan, dan suap impor daging sapi sebagai ekses tingginya harga daging sapi.
"Ekses pertama, banyak daging ilegal masuk. Kedua, tukang bakso kita frustasi, jadi pakai daging celeng. Ada lagi yang kemarin sampai tertangkap (menerima suap)," pungkas Sarman.
"Kecenderungan anak Indonesia ke depan semakin pendek, karena kekurangan protein dari daging sapi," ujar Ketua Umum KDS Jakarta, Sarman Simanjorang dalam konferensi pers di Galery Cafe TIM, Jakarta, Senin (18/2/2013).
Sarman menambahkan, dirinya tidak mengada-ada karena gangguan pertumbuhan anak-anak Indonesia akibat kekurangan protein hewani dari daging sapi ini merupakan hasil penelitian para dokter. "Ini penelitian dokter lho," ujarnya.
Selain gangguan pertumbuhan, lanjut dia, tingginya harga daging sapi juga telah menimbulkan banyak akibat negatif lainnya. Sarman menyebut mulai dari masuknya daging ilegal, munculnya bakso oplosan, dan suap impor daging sapi sebagai ekses tingginya harga daging sapi.
"Ekses pertama, banyak daging ilegal masuk. Kedua, tukang bakso kita frustasi, jadi pakai daging celeng. Ada lagi yang kemarin sampai tertangkap (menerima suap)," pungkas Sarman.
(izz)