Pernyataan The Fed sebabkan Wall Street terkoreksi
A
A
A
Sindonews.com - Saham-saham di Bursa Wall Street pada perdagangan Rabu waktu setempat ditutup terkoreksi tajam sejak tiga bulan terakhir menyusul keluarnya pernyataan dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang akan memperlambat atau bahkan menghentikan pembelian obligasi lebih cepat dari yang diharapkan.
Pada pertemuan The Fed bulan Januari lalu menunjukkan banyak pejabat menyuarakan keprihatinannya atas potensi biaya pembelian aset yang tinggi. Ini menunjukkan program pelonggaran kuantitaif (quantitavie easing/QE) kemungkinan akan melambat.
"Bursa Wall Street masih menunggu apakah The Fed akan melanjutkan program QE ke depan. Ketika program itu diakhiri lebih cepat, maka akan menimbulkan ketidakpastian dan membuat pasar membencinya," kata Todd Schoenberger, yang mengelola Capital LandColt di New York, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (21/2/2013).
The Fed telah menggunakan QE sejak 2008 dengan tujuan untuk merangsang perekonomian negara itu. Kebijakan tersebut dilakukan untuk memperluas neraca Fed, dengan cara membeli obligasi, sehingga mendorong uang masuk ke pasar saham.
Sejumlah saham unggulan di berbagai sektor mencatat penurunan tajam setelah membukukan laba bersih dan prospek yang mengecewakan, diantarannya Toll Broters, CF Industries dan Devon Energy Corp.
Pada penutupan perdagangan semalam, indeks Dow Jones (DJI) turun 108,13 poin atau 0,77 persen ke 13.927,54. Sementara indeks Standard & Poor 500 (SPX) jatuh 18,99 poin atau 1,24 persen ke 1.511,95. Serta indeks Nasdaq Composite Index (IXIC) kehilangan 49,19 poin atau 1,53 persen dan berakhir di 3.164,41.
Pada pertemuan The Fed bulan Januari lalu menunjukkan banyak pejabat menyuarakan keprihatinannya atas potensi biaya pembelian aset yang tinggi. Ini menunjukkan program pelonggaran kuantitaif (quantitavie easing/QE) kemungkinan akan melambat.
"Bursa Wall Street masih menunggu apakah The Fed akan melanjutkan program QE ke depan. Ketika program itu diakhiri lebih cepat, maka akan menimbulkan ketidakpastian dan membuat pasar membencinya," kata Todd Schoenberger, yang mengelola Capital LandColt di New York, seperti dilansir dari Reuters, Kamis (21/2/2013).
The Fed telah menggunakan QE sejak 2008 dengan tujuan untuk merangsang perekonomian negara itu. Kebijakan tersebut dilakukan untuk memperluas neraca Fed, dengan cara membeli obligasi, sehingga mendorong uang masuk ke pasar saham.
Sejumlah saham unggulan di berbagai sektor mencatat penurunan tajam setelah membukukan laba bersih dan prospek yang mengecewakan, diantarannya Toll Broters, CF Industries dan Devon Energy Corp.
Pada penutupan perdagangan semalam, indeks Dow Jones (DJI) turun 108,13 poin atau 0,77 persen ke 13.927,54. Sementara indeks Standard & Poor 500 (SPX) jatuh 18,99 poin atau 1,24 persen ke 1.511,95. Serta indeks Nasdaq Composite Index (IXIC) kehilangan 49,19 poin atau 1,53 persen dan berakhir di 3.164,41.
(rna)