Mendag: Lonjakan harga bawang putih akibat impor
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan menuturkan, meroketnya harga bawang putih dari Rp5 ribu per kg pada Januari 2012 lalu menjadi Rp30 ribu per kg pada Februari 2013 merupakan akibat ketergantungan Indonesia pada bawang impor.
"Bawang putih mencuat dari Rp5 ribu ke Rp30 ribu itu lebih karena ketergantungan kita terhadap impor. Selama ini bawang putih yang kita konsumsi lebih banyak didatangkan dari luar negeri," jelas Gita saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (25/2/2013).
Karena ketergantungan pada impor ini, Indonesia sulit menjaga kestabilan harga bawang putih di Tanah Air. Ketika terjadi gangguan pasokan dari luar, harga bawang putih di dalam negeri langsung melonjak. "Nah ini karena keterbatasan seperti itu jadi naik," kata Gita.
Lebih lanjut, Gita menyatakan bahwa lonjakan harga bawang putih ini murni akibat gangguan pasokan, bukan karena kesalahan atau permainan para importir bawang putih. Namun, pihaknya akan mengkajinya lebih lanjut. "Tidak, karena permintaannya tinggi sementara pasokannya terbatas. Tapi nanti akan coba kita lihat deh," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga mengemukakan bahwa lonjakan harga bawang putih terjadi akibat gangguan impor.
"Bawang putih itu hampir semua produksinya dari luar. Di sini hanya di beberapa daerah seperti Tegal, Brebes, dan dataran tinggi," jelas Ketua Komisi IV DPR, Romahurmuzy, baru-baru ini.
Pria yang akrab disapa Romi ini mensinyalir adanya permainan dalam pembagian alokasi kuota impor bawang putih. Akibat permainan ini, kini harga bawang putih melonjak hingga Rp30 ribu per kg.
"RIPH (Rekomendasi Impor Produk Hortikultura) yang sudah diterbitkan tahun lalu tidak jatuh pada importir yang seharusnya. Kita mensinyalir ada permainan di sini (impor bawang putih)," ucapnya.
"Bawang putih mencuat dari Rp5 ribu ke Rp30 ribu itu lebih karena ketergantungan kita terhadap impor. Selama ini bawang putih yang kita konsumsi lebih banyak didatangkan dari luar negeri," jelas Gita saat ditemui di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (25/2/2013).
Karena ketergantungan pada impor ini, Indonesia sulit menjaga kestabilan harga bawang putih di Tanah Air. Ketika terjadi gangguan pasokan dari luar, harga bawang putih di dalam negeri langsung melonjak. "Nah ini karena keterbatasan seperti itu jadi naik," kata Gita.
Lebih lanjut, Gita menyatakan bahwa lonjakan harga bawang putih ini murni akibat gangguan pasokan, bukan karena kesalahan atau permainan para importir bawang putih. Namun, pihaknya akan mengkajinya lebih lanjut. "Tidak, karena permintaannya tinggi sementara pasokannya terbatas. Tapi nanti akan coba kita lihat deh," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) juga mengemukakan bahwa lonjakan harga bawang putih terjadi akibat gangguan impor.
"Bawang putih itu hampir semua produksinya dari luar. Di sini hanya di beberapa daerah seperti Tegal, Brebes, dan dataran tinggi," jelas Ketua Komisi IV DPR, Romahurmuzy, baru-baru ini.
Pria yang akrab disapa Romi ini mensinyalir adanya permainan dalam pembagian alokasi kuota impor bawang putih. Akibat permainan ini, kini harga bawang putih melonjak hingga Rp30 ribu per kg.
"RIPH (Rekomendasi Impor Produk Hortikultura) yang sudah diterbitkan tahun lalu tidak jatuh pada importir yang seharusnya. Kita mensinyalir ada permainan di sini (impor bawang putih)," ucapnya.
(gpr)