2012, laba bersih Salim Invomas turun 31%
2012, laba bersih Salim Invomas turun 31%
A
A
A
Sindonews.com - PT Salim Invomas Pratama Tbk (SIMP) pada tahun lalu membukukan penjualan bersih konsolidasi naik 10 persen menjadi Rp13,8 triliun dibanding tahun sebelumnya senilai Rp12,6 triliun.
Naiknya penjualan tersebut ditopang meningkatnya volume penjualan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk minyak nabati ke pihak eksternal maupun kontribusi dari penjualan gula.
Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 31 persen menjadi Rp1,16 triliun dari Rp1,67 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Turunnya laba bersih akibat menurunnya laba usaha, meningkatnya biaya keuangan dan bagian atas rugi entitas asosiasi.
Laba usaha tercatat turun 22 persen menjadi Rp2,45 triliun karena menurunnya laba bruto dan meningkatnya beban operasi. Sedangkan laba bruto turun 10 persen menjadi Rp3,89 triliun dari Rp4,34 triliun disebabkan menurunnya harga jual rata-rata produk kelapa sawit dan karet serta meningkatnya biaya produksi.
"Meskipun di tengah tahun yang penuh tantangan bagi harga komoditas tanaman perkebunan kami, grup SIMP berhasil membukukan penjualan yang positif, terutama kontribusi dari bisnis gula setelah dimulainya pengolahan tebu secara penuh pertama kalinya pada 2012," kata Presiden Direktur Grup SIMP, Mark Wakeford dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (27/2/2013).
Selain tiu, dia menambahkan, volume penjualan minyak nabati perseroan pada tahun lalu naik 5 persen didukung meningkatnya kapasitas penyulingan.
Sementara dari sisi produksi, tandan buah segar (TBS) inti meningkat 6 persen menjadi 2,97 juta ton dan produksi CPO tumbuh 5 persen menjadi 880 ribu ton. Di samping itu, perseroan melakukan penanaman baru kelapa sawit seluas 13.383 hektare (ha), sehingga total area tertanam kelapa sawit menjadi 230.919 ha.
Naiknya penjualan tersebut ditopang meningkatnya volume penjualan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) dan produk minyak nabati ke pihak eksternal maupun kontribusi dari penjualan gula.
Sementara laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 31 persen menjadi Rp1,16 triliun dari Rp1,67 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Turunnya laba bersih akibat menurunnya laba usaha, meningkatnya biaya keuangan dan bagian atas rugi entitas asosiasi.
Laba usaha tercatat turun 22 persen menjadi Rp2,45 triliun karena menurunnya laba bruto dan meningkatnya beban operasi. Sedangkan laba bruto turun 10 persen menjadi Rp3,89 triliun dari Rp4,34 triliun disebabkan menurunnya harga jual rata-rata produk kelapa sawit dan karet serta meningkatnya biaya produksi.
"Meskipun di tengah tahun yang penuh tantangan bagi harga komoditas tanaman perkebunan kami, grup SIMP berhasil membukukan penjualan yang positif, terutama kontribusi dari bisnis gula setelah dimulainya pengolahan tebu secara penuh pertama kalinya pada 2012," kata Presiden Direktur Grup SIMP, Mark Wakeford dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (27/2/2013).
Selain tiu, dia menambahkan, volume penjualan minyak nabati perseroan pada tahun lalu naik 5 persen didukung meningkatnya kapasitas penyulingan.
Sementara dari sisi produksi, tandan buah segar (TBS) inti meningkat 6 persen menjadi 2,97 juta ton dan produksi CPO tumbuh 5 persen menjadi 880 ribu ton. Di samping itu, perseroan melakukan penanaman baru kelapa sawit seluas 13.383 hektare (ha), sehingga total area tertanam kelapa sawit menjadi 230.919 ha.
(rna)
Explore More