2012, UNTR catat penurunan laba bersih 2,1%
A
A
A
Sindonews.com - PT United Tractors Tbk (UNTR) sepanjang tahun lalu mencatat penurunan laba bersih sekitar 2,1 persen menjadi Rp5,78 triliun dari Rp5,9 triliun pada 2011. Sementara pendapatan bersih konsolidasi perusahaan bertumbuh 1,6 persen menjadi Rp55,95 triliun dari Rp55,05 triliun pada 2011.
Menurunnya harga jual komoditas batu bara pada tahun lalu menyebabkan turunnya permintaan alat berat. Akibat aktivitas sektor pertambangan yang menurun berkorelasi negatif terhadap segmen usaha mesin konstruksi yang mencatat penurunan volume penjualan alat berat Komatsu sebesar 26,8 persen menjadi 6.202 unit dari 8.467 unit pada 2011.
Kendati penjualan alat berat menurun, perseroan mampu meningkatkan nilai penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat, dengan naik 21,1 persen dari Rp4,86 triliun menjadi Rp5,89 triliun. Segmen usaha mesin konstruksi pada tahun lalu membukukan pendapatan Rp22,16 triliun, turun 18,5 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp27,2 triliun.
Di bidang jasa kontraktor penambangan, melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara (Pama) membukukan pendapatan sebesar Rp27,99 triliun, naik 24,9 persen dibanding tahun sebelumnya Rp22,42 triliun.
Meski aktivitas di sektor pertambangan menurun, namun penjualan batu bara perseroan yang dilakukan anak usahanya, yakni PT Prima Multi Mineral (PMM) dan PT Tuah Turangga Agung (TTA) naik 24,1 persen dari 4,5 juta ton pada 2011 menjadi 5,6 juta ton pada tahun lalu. Namun, karena harga jual rata-rata batu bara menurun menyebabkan pendapatan segmen pertambangan pada 2012 hanya tumbuh 6,8 persen menjadi Rp5,8 triliun dari tahun 2011 sebesar Rp5,43 triliun.
Menurunnya harga jual komoditas batu bara pada tahun lalu menyebabkan turunnya permintaan alat berat. Akibat aktivitas sektor pertambangan yang menurun berkorelasi negatif terhadap segmen usaha mesin konstruksi yang mencatat penurunan volume penjualan alat berat Komatsu sebesar 26,8 persen menjadi 6.202 unit dari 8.467 unit pada 2011.
Kendati penjualan alat berat menurun, perseroan mampu meningkatkan nilai penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat, dengan naik 21,1 persen dari Rp4,86 triliun menjadi Rp5,89 triliun. Segmen usaha mesin konstruksi pada tahun lalu membukukan pendapatan Rp22,16 triliun, turun 18,5 persen dari tahun sebelumnya sebesar Rp27,2 triliun.
Di bidang jasa kontraktor penambangan, melalui anak usahanya PT Pamapersada Nusantara (Pama) membukukan pendapatan sebesar Rp27,99 triliun, naik 24,9 persen dibanding tahun sebelumnya Rp22,42 triliun.
Meski aktivitas di sektor pertambangan menurun, namun penjualan batu bara perseroan yang dilakukan anak usahanya, yakni PT Prima Multi Mineral (PMM) dan PT Tuah Turangga Agung (TTA) naik 24,1 persen dari 4,5 juta ton pada 2011 menjadi 5,6 juta ton pada tahun lalu. Namun, karena harga jual rata-rata batu bara menurun menyebabkan pendapatan segmen pertambangan pada 2012 hanya tumbuh 6,8 persen menjadi Rp5,8 triliun dari tahun 2011 sebesar Rp5,43 triliun.
(rna)