Repsol catat penurunan laba bersih USD2,7 M
A
A
A
Sindonews.com - Raksasa minyak Spanyol, Repsol, yang menjual aset setelah pengambilalihan Argentina YPF tahun lalu, mengalami penurunan laba bersih sebesar 6,1 persen, menjadi 2,06 miliar euro (USD2,7 milyar) pada 2012.
Dilansir Global Post, Kamis (28/2/2013), perusahaan berbasis di Madrid itu menyalahkan penurunan nilai persediaan minyak menjadi 5,5 miliar euro dari 7,3 miliar pada 2011. Jika perubahan dalam nilai persediaan dikeluarkan, perusahaan mengatakan laba bersih 2012 akan menjadi 2,05 miliar euro, naik 5,4 persen dibanding tahun sebelumnya.
Total minyak perusahaan dan produksi gas naik 11,3 persen menjadi 332.000 barel setara minyak per hari dengan peningkatan signifikan tercatat di Bolivia, Libya, Amerika Serikat, Spanyol dan Rusia.
Repsol meluncurkan rencana strategis baru pada Mei lalu setelah minyak dinasionalisasi dan menguasai Argentina YPF, di mana mereka memiliki 51 persen saham, yang berfokus pada meningkatkan eksplorasi minyak dan mengurangi utang bersih untuk menghindari kemungkinan penurunan peringkat dari lembaga rating.
Sebagai bagian strategi, perusahaan akan menginvestasikan 19,1 miliar euro dari 2012 sampai 2016 untuk mengembangkan proyek-proyek eksplorasi baru, terutama di Aljazair, Brasil, Bolivia, Rusia, Amerika Serikat, Spanyol, Peru dan Venezuela.
Dilansir Global Post, Kamis (28/2/2013), perusahaan berbasis di Madrid itu menyalahkan penurunan nilai persediaan minyak menjadi 5,5 miliar euro dari 7,3 miliar pada 2011. Jika perubahan dalam nilai persediaan dikeluarkan, perusahaan mengatakan laba bersih 2012 akan menjadi 2,05 miliar euro, naik 5,4 persen dibanding tahun sebelumnya.
Total minyak perusahaan dan produksi gas naik 11,3 persen menjadi 332.000 barel setara minyak per hari dengan peningkatan signifikan tercatat di Bolivia, Libya, Amerika Serikat, Spanyol dan Rusia.
Repsol meluncurkan rencana strategis baru pada Mei lalu setelah minyak dinasionalisasi dan menguasai Argentina YPF, di mana mereka memiliki 51 persen saham, yang berfokus pada meningkatkan eksplorasi minyak dan mengurangi utang bersih untuk menghindari kemungkinan penurunan peringkat dari lembaga rating.
Sebagai bagian strategi, perusahaan akan menginvestasikan 19,1 miliar euro dari 2012 sampai 2016 untuk mengembangkan proyek-proyek eksplorasi baru, terutama di Aljazair, Brasil, Bolivia, Rusia, Amerika Serikat, Spanyol, Peru dan Venezuela.
(dmd)