Cadangan CPO Indonesia diperkirakan turun 8%
A
A
A
Sindonews.com - Persediaan minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Indonesia diperkirakan akan turun hingga 8 persen tahun ini, akibat meningkatnya permintaan yang cukup signifikan.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (4/3/2013), Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun mengatakan, cadagan CPO diperkirakan terkontraksi menjadi 2,3 juta metrik ton dari 2,5 juta metrik ton pada akhir 2012.
Bangun dijadwalkan akan berbicara soal ini pada konferensi tahunan sawit di Kuala Lumpur, Malaysia, yang diadakan Bursa Malaysia pekan ini.
Di Bursa Malaysia harga CPO turun 23 persen pada tahun lalu, akibat perlambatan ekonomi di China dan krisis utang Eropa yang menahan permintaan.
"Meskipun akan ada peningkatan produksi baik di Indonesia maupun Malaysia, saya sangat percaya di saat yang sama akan ada peningkatan signifikan dari India, China, Indonesia, dan Eropa. Permintaan pun akan sedikit melebihi pasokan," kata Bangun.
Kelapa Sawit berjangka di Bursa Malaysia Exchange, turun 1,2 persen menjadi 2.397 ringit (USD771) per ton. Namun, Bangun menolak memberikan pandangan harga sebelum 6 Maret saat konferensi minyak sawit nanti.
Seperti dilansir dari Bloomberg, Senin (4/3/2013), Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun mengatakan, cadagan CPO diperkirakan terkontraksi menjadi 2,3 juta metrik ton dari 2,5 juta metrik ton pada akhir 2012.
Bangun dijadwalkan akan berbicara soal ini pada konferensi tahunan sawit di Kuala Lumpur, Malaysia, yang diadakan Bursa Malaysia pekan ini.
Di Bursa Malaysia harga CPO turun 23 persen pada tahun lalu, akibat perlambatan ekonomi di China dan krisis utang Eropa yang menahan permintaan.
"Meskipun akan ada peningkatan produksi baik di Indonesia maupun Malaysia, saya sangat percaya di saat yang sama akan ada peningkatan signifikan dari India, China, Indonesia, dan Eropa. Permintaan pun akan sedikit melebihi pasokan," kata Bangun.
Kelapa Sawit berjangka di Bursa Malaysia Exchange, turun 1,2 persen menjadi 2.397 ringit (USD771) per ton. Namun, Bangun menolak memberikan pandangan harga sebelum 6 Maret saat konferensi minyak sawit nanti.
(izz)