Haruhiko Kuroda janji taklukkan deflasi
A
A
A
Sindonews.com - Calon kuat Gubernur Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ), Haruhiko Kuroda berjanji akan melakukan segala cara untuk mengatasi deflasi. Dia mengkritik manajemen BoJ saat ini yang tidak berbuat banyak dalam memperbaiki masalah.
Kuroda adalah veteran keuangan yang memutuskan mengundurkan diri sebagai kepala Bank Pembangunan Asia (ADB), yang diperkirakan akan disetujui parlemen sebagai bankir top BoJ dalam beberapa pekan mendatang.
Pria berusia 68 tahun itu telah lama mengkritik bank sentral yang dinilainya masih terlalu sedikit mengangkat ekonomi negara terbesar ketiga di dunia itu. Kemungkinan dia akan memimpin mengendalikan anggaran belanja dan melakukan pelonggaran moneter yang lebih agresif.
"Saya ingin membuat lebih jelas, bahwa kami akan melakukan segala hal untuk menyingkirkan deflasi," tegas Kuroda dilansir Channel News Asia, Senin (4/3/2013).
Jepang telah dilanda deflasi sejak 1990-an. Kondisi ini telah melukai ekonomi negara tersebut karena penurunan harga yang menyebabkan konsumen menunda pembelian dengan harapan membayar lebih murah di kemudian hari.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (dari Partai Demokrat Liberal) telah bersumpah untuk mendorong pertumbuhan dengan pengeluaran besar dan pelonggaran moneter yang agresif.
Namun, kebijakannya bertabrakan dengan Gubernur BoJ Masaaki Shirakawa, yang memutuskan mengundurkan diri pada 19 Maret, tiga minggu sebelum masa jabatannya berakhir.
Abe sebelumnya telah memperingatkan Shirakawa akan mengubah hukum yang menjamin independensi bank jika tidak mengikuti kebijakan pemerintah.
Kuroda adalah veteran keuangan yang memutuskan mengundurkan diri sebagai kepala Bank Pembangunan Asia (ADB), yang diperkirakan akan disetujui parlemen sebagai bankir top BoJ dalam beberapa pekan mendatang.
Pria berusia 68 tahun itu telah lama mengkritik bank sentral yang dinilainya masih terlalu sedikit mengangkat ekonomi negara terbesar ketiga di dunia itu. Kemungkinan dia akan memimpin mengendalikan anggaran belanja dan melakukan pelonggaran moneter yang lebih agresif.
"Saya ingin membuat lebih jelas, bahwa kami akan melakukan segala hal untuk menyingkirkan deflasi," tegas Kuroda dilansir Channel News Asia, Senin (4/3/2013).
Jepang telah dilanda deflasi sejak 1990-an. Kondisi ini telah melukai ekonomi negara tersebut karena penurunan harga yang menyebabkan konsumen menunda pembelian dengan harapan membayar lebih murah di kemudian hari.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (dari Partai Demokrat Liberal) telah bersumpah untuk mendorong pertumbuhan dengan pengeluaran besar dan pelonggaran moneter yang agresif.
Namun, kebijakannya bertabrakan dengan Gubernur BoJ Masaaki Shirakawa, yang memutuskan mengundurkan diri pada 19 Maret, tiga minggu sebelum masa jabatannya berakhir.
Abe sebelumnya telah memperingatkan Shirakawa akan mengubah hukum yang menjamin independensi bank jika tidak mengikuti kebijakan pemerintah.
(dmd)