PLN terima 15 ribu incoming call tiap hari
A
A
A
Sindonews.com - Hadirnya call center 123 diklaim Manager Niaga PT PLN Persero Distribusi Jakarta Raya (Disjaya), Dwi Kusnanto sebagai bentuk dari instrumen pemecahan masalah (problem solving) yang memediasi pengguna listrik negara dengan perusahaan listrik pelat merah tersebut.
Sejak diluncurkan, diakui Dwi, rata-rata dalam satu hari sebanyak 15 ribu telepon masuk (incoming call). Diharapkan makin banyak masukan dari masyarakat bisa dijadikan tolak ukur perbaikan kinerja perseroan ke depan.
"Satu hari menerima 15 ribu incoming call. Di situ ada indikator SCR (success call rasio), hampir 98 persen harus terselesaikan. Jika keluhan semakin banyak, tentunya kami harus mengevaluasi," ujar Dwi di Jakarta, Selasa (5/3/2013).
Sementara, dia menyebut, telepon yang diterima dari masyarakat masih didominasi oleh keluhan gangguan listrik. Hal ini terutama didorong karena buruknya kondisi cuaca beberapa waktu lalu yang terjadi di Ibu Kota Jakarta dan menyebabkan terjadinya pemadaman.
"Saat ini paling banyak keluhan karena cuaca tidak menentu. Banyak keluhan karena gangguan. Sebanyak 70 persen karena gangguan, selebihnya minta informasi pembelian setrum dan cara menghitung (tagihan listrik)," jelas dia.
Namun demikian, kata Dwi, kondisi ini jangan diartikan bahwa kinerja perseroan masih lemah. "Justru kami punya program 345. Itu tekad kami merespon keluhan yang masuk maksimal 45 menit, itu sudah direspon. Kalau ketemu gangguannya apa, maksimal 3 jam sudah kita selesaikan," tutur dia.
Sejak diluncurkan, diakui Dwi, rata-rata dalam satu hari sebanyak 15 ribu telepon masuk (incoming call). Diharapkan makin banyak masukan dari masyarakat bisa dijadikan tolak ukur perbaikan kinerja perseroan ke depan.
"Satu hari menerima 15 ribu incoming call. Di situ ada indikator SCR (success call rasio), hampir 98 persen harus terselesaikan. Jika keluhan semakin banyak, tentunya kami harus mengevaluasi," ujar Dwi di Jakarta, Selasa (5/3/2013).
Sementara, dia menyebut, telepon yang diterima dari masyarakat masih didominasi oleh keluhan gangguan listrik. Hal ini terutama didorong karena buruknya kondisi cuaca beberapa waktu lalu yang terjadi di Ibu Kota Jakarta dan menyebabkan terjadinya pemadaman.
"Saat ini paling banyak keluhan karena cuaca tidak menentu. Banyak keluhan karena gangguan. Sebanyak 70 persen karena gangguan, selebihnya minta informasi pembelian setrum dan cara menghitung (tagihan listrik)," jelas dia.
Namun demikian, kata Dwi, kondisi ini jangan diartikan bahwa kinerja perseroan masih lemah. "Justru kami punya program 345. Itu tekad kami merespon keluhan yang masuk maksimal 45 menit, itu sudah direspon. Kalau ketemu gangguannya apa, maksimal 3 jam sudah kita selesaikan," tutur dia.
(rna)