Bank Sentral Australia menuduh disadap China
A
A
A
Sindonews.com - Gangguan terhadap pencurian informasi dan rahasia ekonomi tidak hanya dialami Amerika Serikat (AS). Jaringan komputer Bank Sentral Australia (Reserve Bank of Australia) juga dilaporkan telah dibajak. Mereka menduga pelakunya adalah China.
Bank sentral mengungkapkan, dari hasil investigasi yang dilansir The Australian Financial Review ditemukan beberapa komputer telah dikompromikan menggunakan perangkat lunak intelejen berbahaya.
Dalam satu serangan China disebutkan, mengembangkan program mata-mata sejak 2011 untuk informasi mengenai perundingan sensitif G20, khususnya berkaitan dengan nilai tukar Beijing dan cadangan mata uang.
Dilansir Channel News Asia, seorang pejabat Bank Sentral mengkonfirmasikan virus G20 telah menjangkit "beberapa" komputer. Namun, pejabat itu tidak menyebutkan informasi apa saja yang dicuri atau ditargetkan.
Pada 2011 lalu, komputer Perdana Menteri Australia, dan menteri pertahanan diduga telah di-hacked. Laporan pakar keamanan mengatakan serangan berasal dari China, tetapi Beijing membantah tuduhan tersebut yang disebutkan "tidak berdasar dan memiliki tujuan tersembunyi".
Tahun lalu, raksasa telekomunikasi China Huawei dilarang melakukan penawaran kontrak ambisius di Australia sebesar USD37 miliar atas peluncuran broadband, karena kekhawatiran serangan cyber.
Bank sentral mengungkapkan, dari hasil investigasi yang dilansir The Australian Financial Review ditemukan beberapa komputer telah dikompromikan menggunakan perangkat lunak intelejen berbahaya.
Dalam satu serangan China disebutkan, mengembangkan program mata-mata sejak 2011 untuk informasi mengenai perundingan sensitif G20, khususnya berkaitan dengan nilai tukar Beijing dan cadangan mata uang.
Dilansir Channel News Asia, seorang pejabat Bank Sentral mengkonfirmasikan virus G20 telah menjangkit "beberapa" komputer. Namun, pejabat itu tidak menyebutkan informasi apa saja yang dicuri atau ditargetkan.
Pada 2011 lalu, komputer Perdana Menteri Australia, dan menteri pertahanan diduga telah di-hacked. Laporan pakar keamanan mengatakan serangan berasal dari China, tetapi Beijing membantah tuduhan tersebut yang disebutkan "tidak berdasar dan memiliki tujuan tersembunyi".
Tahun lalu, raksasa telekomunikasi China Huawei dilarang melakukan penawaran kontrak ambisius di Australia sebesar USD37 miliar atas peluncuran broadband, karena kekhawatiran serangan cyber.
(dmd)