Resmi Resesi, Ini yang Dialami Masyarakat Australia
loading...
A
A
A
CANBERRA - Australia secara resmi berada dalam resesi ekonomi pertamanya selama hampir tiga dekade, dengan angka PDB kuartal Juni yang menunjukkan ekonomi mundur sebesar 7% - penurunan terburuk yang pernah tercatat dan sedikit lebih buruk dari perkiraan sebagian besar ekonom.
Angka dari Biro Statistik Australia (ABS) hari ini mengkonfirmasi penurunan 0,3% kuartal Maret, yang berarti ekonomi Australia minus selama dua kuartal berturut-turut, atau memenuhi definisi umum resesi. Penurunan PDB kuartalan sebesar 7% ini juga lebih dari tiga kali lebih buruk daripada penurunan terbesar sebelumnya sebesar 2% pada bulan Juni 1974.
Rekor penurunan aktivitas ekonomi didorong oleh sektor swasta, yang banyak di antaranya ditutup atau dibatasi karena upaya untuk menahan pandemi Covid-19. Permintaan swasta mengambil 7,9 poin persentase dari ekonomi, sementara surplus perdagangan dan peningkatan pengeluaran pemerintah masing-masing bertambah 1 dan 0,6 poin persentase.
(Baca Juga: Australia Tertarik Kerjasama Pengembangan Vaksin dengan Indonesia)
"Seperti yang diperkirakan, belanja pemerintah dan ekspor bersih memberikan dukungan (terhadap pertumbuhan), tetapi ini dibanjiri oleh jatuhnya permintaan sektor swasta," kata Sarah Hunter dari BIS Oxford Economics seperti dikutip ABC News, Rabu (2/9/2020).
Penurunan terbesar dalam pengeluaran swasta berasal dari penurunan besar-besaran 12,1% dalam pengeluaran rumah tangga, yang dipimpin oleh penurunan belanja layanan sebesar 17,6%, karena banyak dari bisnis ini ditutup untuk sebagian dari periode tiga bulan dan dibatasi selama sisanya.
Sektor akomodasi dan makanan sejauh ini merupakan sektor yang paling terpukul, dengan output anjlok 39% dalam tiga bulan hingga 30 Juni. Perhotelan, rekreasi dan transportasi adalah sektor yang terkena dampak paling parah, bersama dengan layanan lainnya.
Tushar Patel yang mengelola tiga restoran di barat Sydney tidak membutuhkan ABS atau ekonom untuk memberitahunya tentang resesi. Dia mengatakan, restorannya hampir ditutup total selama kuartal Juni dan sejak itu hanya dapat dibuka kembali dengan jumlah pekerja kurang dari setengah sebelum pandemi.
"Tempat makan telah benar-benar ditutup. Secara keseluruhan bisnis turun sekitar 60% dan sangat sulit untuk mempertahankan semua karyawan," tuturnya.
Tushar menambahkan, banyak dari pekerjanya adalah mahasiswa internasional yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan pemerintah ketika mereka kehilangan pekerjaan atau jam kerja mereka dipotong.
Angka dari Biro Statistik Australia (ABS) hari ini mengkonfirmasi penurunan 0,3% kuartal Maret, yang berarti ekonomi Australia minus selama dua kuartal berturut-turut, atau memenuhi definisi umum resesi. Penurunan PDB kuartalan sebesar 7% ini juga lebih dari tiga kali lebih buruk daripada penurunan terbesar sebelumnya sebesar 2% pada bulan Juni 1974.
Rekor penurunan aktivitas ekonomi didorong oleh sektor swasta, yang banyak di antaranya ditutup atau dibatasi karena upaya untuk menahan pandemi Covid-19. Permintaan swasta mengambil 7,9 poin persentase dari ekonomi, sementara surplus perdagangan dan peningkatan pengeluaran pemerintah masing-masing bertambah 1 dan 0,6 poin persentase.
(Baca Juga: Australia Tertarik Kerjasama Pengembangan Vaksin dengan Indonesia)
"Seperti yang diperkirakan, belanja pemerintah dan ekspor bersih memberikan dukungan (terhadap pertumbuhan), tetapi ini dibanjiri oleh jatuhnya permintaan sektor swasta," kata Sarah Hunter dari BIS Oxford Economics seperti dikutip ABC News, Rabu (2/9/2020).
Penurunan terbesar dalam pengeluaran swasta berasal dari penurunan besar-besaran 12,1% dalam pengeluaran rumah tangga, yang dipimpin oleh penurunan belanja layanan sebesar 17,6%, karena banyak dari bisnis ini ditutup untuk sebagian dari periode tiga bulan dan dibatasi selama sisanya.
Sektor akomodasi dan makanan sejauh ini merupakan sektor yang paling terpukul, dengan output anjlok 39% dalam tiga bulan hingga 30 Juni. Perhotelan, rekreasi dan transportasi adalah sektor yang terkena dampak paling parah, bersama dengan layanan lainnya.
Tushar Patel yang mengelola tiga restoran di barat Sydney tidak membutuhkan ABS atau ekonom untuk memberitahunya tentang resesi. Dia mengatakan, restorannya hampir ditutup total selama kuartal Juni dan sejak itu hanya dapat dibuka kembali dengan jumlah pekerja kurang dari setengah sebelum pandemi.
"Tempat makan telah benar-benar ditutup. Secara keseluruhan bisnis turun sekitar 60% dan sangat sulit untuk mempertahankan semua karyawan," tuturnya.
Tushar menambahkan, banyak dari pekerjanya adalah mahasiswa internasional yang tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan pemerintah ketika mereka kehilangan pekerjaan atau jam kerja mereka dipotong.