Sebulan tak digubris, ADHI siap ambil alih
A
A
A
Sindonews.com - Setelah secara terang-terangan menyatakan melepas keterlibatannya pada pembangunan proyek monorel Red Line dan Blue Line, PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ternyata masih berambisi menggarap mega proyek transportasi masal ibu kota tersebut.
Corporate Secretary ADHI, Amrozi Hamidi menerangkan, pihaknya siap untuk kembali mengerjakan proyek tersebut apabila dalam satu bulan pihak PT Jakarta Monorail (JM) tidak memberi respon terkait hasil penilaian (apraisal) tiang pancang monorail yang sebelumnya telah dibangun perseroan.
"Hasil apraisal independen kan sudah dikeluarkan. Deadline satu bulan, sesuai dengan keputusan, nanti kalau satu bulan terlewati dan enggak ada tanggapan dari JM (PT Jakarta Monorail), berarti kan tiang itu masih punya ADHI, jadi kita enggak perlu ambil alih, tinggal melanjutkan. Kan sudah ada tiangnya," tarang Amrozi usai acara peringatan hari jadi PT Adhi Karya ke 53, di Kantor ADHI, Jakarta, Senin (11/3/2013).
Dia menerangkan, dari apraisal independen, diperoleh nilai tiang pancang yang sudah dibangun oleh ADHI adalah sebesar Rp196 miliar. Angka tersebut yang kemudian dijadikan acuan oleh ADHI untuk menentukan nilai kompensasi yang harus dibayarkan JM apabila ingin mengambil alih proyek tersebut.
"Hasil apraisal kan sudah keluar yang Rp196 itu. Kita inginnya sesuai ketentuan saja. Tapi sampai sekarang juga belum ada respon dari JM," tegas dia.
Sebelumnya, dari hasil penilaian yang dilakukan KJPP ANA, pada 7 Februari 2013, telah diterbitkan Laporan Ringkas Penilaian Progress Pekerjaan Proyek Jakarta Monorel per 31 Januari 2013, senilai Rp193,7 miliar.
Menurut dia, hasil penilaian tersebut merupakan tindak lanjut atas kesepakatan penyelesaian antara ADHI dengan JM sebagaimana tertuang dalam Akta tertanggal 15 Mei 2008 dan telah diputuskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 22 Mei 2008. Dia mengakui, pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan PT JM sebanyak tiga kali.
Perlu diketahui, kepemilikan Saham ADHI pada PT JM sebesar USD1,53 miliar atau 7,65 persen dari total saham PT JM dan PT Indonesia Transit Central (PT ITC) yang merupakan pemegang saham mayoritas PT JM sebesar Rp3,4 miliar atau 24,57 persen dari total saham ITC.
"ADHI menghendaki penyelesaian kedua hal tersebut secara bersamaan, yaitu pekerjaan design dan konstruksi sebesar Rp193,662 miliar," kata Amrozi.
Corporate Secretary ADHI, Amrozi Hamidi menerangkan, pihaknya siap untuk kembali mengerjakan proyek tersebut apabila dalam satu bulan pihak PT Jakarta Monorail (JM) tidak memberi respon terkait hasil penilaian (apraisal) tiang pancang monorail yang sebelumnya telah dibangun perseroan.
"Hasil apraisal independen kan sudah dikeluarkan. Deadline satu bulan, sesuai dengan keputusan, nanti kalau satu bulan terlewati dan enggak ada tanggapan dari JM (PT Jakarta Monorail), berarti kan tiang itu masih punya ADHI, jadi kita enggak perlu ambil alih, tinggal melanjutkan. Kan sudah ada tiangnya," tarang Amrozi usai acara peringatan hari jadi PT Adhi Karya ke 53, di Kantor ADHI, Jakarta, Senin (11/3/2013).
Dia menerangkan, dari apraisal independen, diperoleh nilai tiang pancang yang sudah dibangun oleh ADHI adalah sebesar Rp196 miliar. Angka tersebut yang kemudian dijadikan acuan oleh ADHI untuk menentukan nilai kompensasi yang harus dibayarkan JM apabila ingin mengambil alih proyek tersebut.
"Hasil apraisal kan sudah keluar yang Rp196 itu. Kita inginnya sesuai ketentuan saja. Tapi sampai sekarang juga belum ada respon dari JM," tegas dia.
Sebelumnya, dari hasil penilaian yang dilakukan KJPP ANA, pada 7 Februari 2013, telah diterbitkan Laporan Ringkas Penilaian Progress Pekerjaan Proyek Jakarta Monorel per 31 Januari 2013, senilai Rp193,7 miliar.
Menurut dia, hasil penilaian tersebut merupakan tindak lanjut atas kesepakatan penyelesaian antara ADHI dengan JM sebagaimana tertuang dalam Akta tertanggal 15 Mei 2008 dan telah diputuskan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 22 Mei 2008. Dia mengakui, pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan PT JM sebanyak tiga kali.
Perlu diketahui, kepemilikan Saham ADHI pada PT JM sebesar USD1,53 miliar atau 7,65 persen dari total saham PT JM dan PT Indonesia Transit Central (PT ITC) yang merupakan pemegang saham mayoritas PT JM sebesar Rp3,4 miliar atau 24,57 persen dari total saham ITC.
"ADHI menghendaki penyelesaian kedua hal tersebut secara bersamaan, yaitu pekerjaan design dan konstruksi sebesar Rp193,662 miliar," kata Amrozi.
(gpr)