15 proyek MP3EI di-groundbreaking 2014

Senin, 11 Maret 2013 - 22:18 WIB
15 proyek MP3EI di-groundbreaking 2014
15 proyek MP3EI di-groundbreaking 2014
A A A
Sindonews.com - Sedikitnya ada 15 Proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) senilai Rp36,2 triliun siap di-groundbreaking pada 2014. Ini merupakan bagian dari 40 proyek infrastruktur MP3EI dalam kurun waktu 2014-2017 yang diprioritaskan pemerintah.

Menurut Deputi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Daerah, Lucky Eko Wiryanto, 40 proyek ini bernilai Rp337 triliun. Sementara itu, 25 proyek dengan investasi sebesar Rp300,8 triliun maksimal akan di-groundbreaking pada 2017.

"Nilai investasi ini termasuk perkiraan biaya pembebasan lahan," kata Lucky seperti dikutip dari situs Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin (11/3/2013).

Berdasarkan data KP3EI, koridor dengan nilai investasi terbesar adalah koridor Jawa dan Sumatera. Pada koridor Jawa akan dibangun 10 proyek dengan investasi sebesar Rp113 triliun, di mana 4 proyek akan di-groundbreaking pada 2014 dan 6 proyek akan di-groundbreaking pada 2017.

Sementara pada koridor Sumatera akan dibangun 12 proyek dengan investasi Rp111 triliun, 3 proyek akan di-groundbreaking 2014 dan 9 proyek akan di-groundreaking pada 2017.

Koridor selanjutnya adalah koridor Sulawesi yang akan dibangun 7 proyek dengan investasi Rp61 triliun, 2 proyek akan di-groundreaking pada 2014 dan 5 proyek di-groundreaking 2017. Koridor Kalimantan akan dibangun 5 proyek dengan investasi Rp41 triliun, 2 proyek akan di-groundreaking 2014 dan 3 proyek di-groundreaking 2017.

Koridor Bali-Nusa Tenggara akan dibangun 3 proyek dengan investasi sebesar Rp41 triliun, 2 proyek akan di-groundreaking 2014 dan 1 proyek di-groundreaking 2017.

Terakhir adalah koridor Papua-Kepulauan Maluku akan dibangun 2 proyek dengan nilai investasi Rp3,3 triliun, dimana 1 proyek akan di-groundreaking 2014 dan 1 proyek akan di-groundreaking 2017.

“Proyek di Indonesia Bagian Timur sangat tergantung pada pendanaan APBN dan BUMN. Sementara itu, proyek di Indonesia Bagian Barat berpotensi untuk didanai dengan skema KPS,” ujarnya.
(gpr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.5008 seconds (0.1#10.140)