Awal tahun, aliran uang di DIY meningkat
A
A
A
Sindonews.com - Aktivitas perekonomian pada awal 2013, di Kota Yogyakarta meningkat tajam. Ini bisa dilihat dari jumlah uang beredar baik dari arus uang masuk (inflow) maupun keluar (outflow) yang mengalami peningkatan.
Kepala Unit Operasional Kas Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY, Suyatno mengatakan, hingga Februari uang masuk tercatat mencapai Rp2,4 triliun. Padahal, pada peoriode yang sama 2012, hanya sekitar Rp2 triliun. “Ada peningkatan yang cukup bagus di awal tahun ini untuk uang masuk,” jelasnya di DIY, Rabu (13/3/2013).
Besaran dana masuk ini didominasi uang dengan pecahan besar. Untuk pecahan 100 ribuan, nilainya mencapai Rp1,4 triliun. Sedangkan 50 ribuan mencapai Rp900 triliun, dan uang pecahan 20 ribuan mencapai Rp35 miliar.
Sampai saat ini Bank Indonesia (BI) belum mengetahui persis faktor yang menyebabkan peningkatan ini. Namun diduga, kondisi ini tidak lepas dari kondisi ekonomi yang kian membaik. Akibatnya daya beli masyarakat meningkat dan mendorong kondumsi bertambah. “Saya rasa ini karena pengaruh aktivitas perekonomian yang membaik,” jelas Suyatno.
Peningkatan juga terjadi pada aliran keluar (outflow), yang hampir meningkat dua kali lipat. Pada periode 2012, hanya sekitar Rp576 miliar, dan kini telah mencapai Rp1,3 triliun. Rinciannya untuk pecahan 100 ribuan mencapai Rp779 miliar dan pecahan 50 ribuan sebanyak Rp498 miliar.
Biasanya outflow akan lebih banyak pada saat liburan sekolah atau menjelang hari raya. “Trennya memang lebih banyak pada uang masuk, kecuali pada periode tertentu,” tuturnya.
Kepala Unit Operasional Kas Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPBI) DIY, Suyatno mengatakan, hingga Februari uang masuk tercatat mencapai Rp2,4 triliun. Padahal, pada peoriode yang sama 2012, hanya sekitar Rp2 triliun. “Ada peningkatan yang cukup bagus di awal tahun ini untuk uang masuk,” jelasnya di DIY, Rabu (13/3/2013).
Besaran dana masuk ini didominasi uang dengan pecahan besar. Untuk pecahan 100 ribuan, nilainya mencapai Rp1,4 triliun. Sedangkan 50 ribuan mencapai Rp900 triliun, dan uang pecahan 20 ribuan mencapai Rp35 miliar.
Sampai saat ini Bank Indonesia (BI) belum mengetahui persis faktor yang menyebabkan peningkatan ini. Namun diduga, kondisi ini tidak lepas dari kondisi ekonomi yang kian membaik. Akibatnya daya beli masyarakat meningkat dan mendorong kondumsi bertambah. “Saya rasa ini karena pengaruh aktivitas perekonomian yang membaik,” jelas Suyatno.
Peningkatan juga terjadi pada aliran keluar (outflow), yang hampir meningkat dua kali lipat. Pada periode 2012, hanya sekitar Rp576 miliar, dan kini telah mencapai Rp1,3 triliun. Rinciannya untuk pecahan 100 ribuan mencapai Rp779 miliar dan pecahan 50 ribuan sebanyak Rp498 miliar.
Biasanya outflow akan lebih banyak pada saat liburan sekolah atau menjelang hari raya. “Trennya memang lebih banyak pada uang masuk, kecuali pada periode tertentu,” tuturnya.
(gpr)