FTP tahap II bakal molor sampai 2020
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) merevisi target proyek percepatan kelistrikan (Fast Track Program/FTP) tahap II. Awalnya, proyek listrik berkapasitas 10 ribu MW ini ditargetkan selesai seluruhnya tahun 2018, dan kini direvisi menjadi tahun 2020.
"2020 sudah beroperasi semua. Sampai sekarang kami masih berhitung karena ada kemunduran itu," kata Dirjen Kelistrikan KESDM, Jarman usai peluncuran komik penghematan energi di Museum Listrik, Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Meski demikian, tambah Jarman, sebagian pembangunan pembangkit listrik yang sebagian besar memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) tersebut sudah berjalan sesuai dengan rencana. "Memang ada beberapa proyek yang tidak tepat waktu dan jadwalnya mundur," ungkapnya.
Pihaknya mengaku bisa menoleransi kemunduran proyek tersebut. Pasalnya, kemunduran penyelesaian ftp tahap II tidak berpengaruh besar pada kebutuhan listrik, sebab masih banyak pembangunan pembangkit yang dilakukan pihak swasata (Independen Power Plan/IPP).
"Cuma memang akan ada yang mundur tapi itu masih toleransi lah. Karena kita juga kan punya beberapa proyek pembangkit lain," ujar dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konversi Energi (EBTKE) Ridha Mulyana mengungkapkan, keterlambatan proyek FTP tahap II tersebut disebabkan oleh masalah perizinan yang mengganjal proses pembangunan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB). "Delay. Masalahnya di izin sama finansial," ucap Ridha.
"2020 sudah beroperasi semua. Sampai sekarang kami masih berhitung karena ada kemunduran itu," kata Dirjen Kelistrikan KESDM, Jarman usai peluncuran komik penghematan energi di Museum Listrik, Jakarta, Kamis (14/3/2013).
Meski demikian, tambah Jarman, sebagian pembangunan pembangkit listrik yang sebagian besar memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) tersebut sudah berjalan sesuai dengan rencana. "Memang ada beberapa proyek yang tidak tepat waktu dan jadwalnya mundur," ungkapnya.
Pihaknya mengaku bisa menoleransi kemunduran proyek tersebut. Pasalnya, kemunduran penyelesaian ftp tahap II tidak berpengaruh besar pada kebutuhan listrik, sebab masih banyak pembangunan pembangkit yang dilakukan pihak swasata (Independen Power Plan/IPP).
"Cuma memang akan ada yang mundur tapi itu masih toleransi lah. Karena kita juga kan punya beberapa proyek pembangkit lain," ujar dia.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Konversi Energi (EBTKE) Ridha Mulyana mengungkapkan, keterlambatan proyek FTP tahap II tersebut disebabkan oleh masalah perizinan yang mengganjal proses pembangunan sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB). "Delay. Masalahnya di izin sama finansial," ucap Ridha.
(gpr)