OECD pangkas proyeksi pertumbuhan Prancis
A
A
A
Sindonews.com - Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan Prancis serta menganjurkan pemerintah menghindari pemotongan belanja lebih banyak untuk memenuhi janji pengurangan defisit Uni Eropa.
Dilansir dari Global Post, Selasa (19/3/2013), OECD memperkirakan ekonomi Prancis tumbuh sebesar 0,1 persen tahun ini, bukan 0,3 persen dari perkiraan sebelumnya. Mereka juga memperkirakan defisit publik Prancis akan berada di angka 3,5 persen dari output ekonomi tahun ini.
Prancis telah berjanji untuk kembali ke langit-langit defisit 3,0 persen yang ditetapkan Uni Eropa 2013, tetapi OECD memperkirakan hal ini hanya akan dicapai tahun depan. Namun, badan penasihat kebijakan ekonomi itu tidak mendorong Prancis untuk melakukan pemotongan pengeluaran tambahan dalam upaya memenuhi target tersebut.
Presiden Prancis Francois Hollande pekan lalu secara terbuka telah meninggalkan tujuan target 3,0 persen pada 2013, dengan mengatakan defisit publik mungkin akan mencapai 3,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun ini.
OECD mendesak pergeseran pajak dari bisnis dan tenaga kerja dalam upaya meningkatkan daya saing dan pertumbuhan.
"Menghilangkan pengeluaran pajak tidak efisien dan meningkatkan lingkungan, properti serta pajak warisan akan memungkinkan pajak tenaga kerja dan usaha dikurangi lebih lanjut," kata laporan OECD.
OECD menyatakan, tingkat pengangguran Prancis yang mencapai rekor tertinggi dalam 14 tahun, sebesar 10,6 persen pada akhir 2012, sebelum ekonomi stabil akan meningkat hingga 11,25 persen pada akhir tahun ini.
Dilansir dari Global Post, Selasa (19/3/2013), OECD memperkirakan ekonomi Prancis tumbuh sebesar 0,1 persen tahun ini, bukan 0,3 persen dari perkiraan sebelumnya. Mereka juga memperkirakan defisit publik Prancis akan berada di angka 3,5 persen dari output ekonomi tahun ini.
Prancis telah berjanji untuk kembali ke langit-langit defisit 3,0 persen yang ditetapkan Uni Eropa 2013, tetapi OECD memperkirakan hal ini hanya akan dicapai tahun depan. Namun, badan penasihat kebijakan ekonomi itu tidak mendorong Prancis untuk melakukan pemotongan pengeluaran tambahan dalam upaya memenuhi target tersebut.
Presiden Prancis Francois Hollande pekan lalu secara terbuka telah meninggalkan tujuan target 3,0 persen pada 2013, dengan mengatakan defisit publik mungkin akan mencapai 3,7 persen dari produk domestik bruto (PDB) tahun ini.
OECD mendesak pergeseran pajak dari bisnis dan tenaga kerja dalam upaya meningkatkan daya saing dan pertumbuhan.
"Menghilangkan pengeluaran pajak tidak efisien dan meningkatkan lingkungan, properti serta pajak warisan akan memungkinkan pajak tenaga kerja dan usaha dikurangi lebih lanjut," kata laporan OECD.
OECD menyatakan, tingkat pengangguran Prancis yang mencapai rekor tertinggi dalam 14 tahun, sebesar 10,6 persen pada akhir 2012, sebelum ekonomi stabil akan meningkat hingga 11,25 persen pada akhir tahun ini.
(dmd)