IHSG berpotensi bertahan di teritori hijau

Rabu, 20 Maret 2013 - 08:13 WIB
IHSG berpotensi bertahan...
IHSG berpotensi bertahan di teritori hijau
A A A
Sindonews.com - Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada meminta agar para investor tetap berhati-hati kendati tekanan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai mereda, sehingga berpotensi memberi peluang terhadap IHSG untuk menguat dan bertahan di teritori hijau.

"Pada perdagangan Rabu, diperkirakan IHSG akan berada pada support 4.800-4.822 dan resistance 4.836-4.847," terang Reza, Rabu (20/3/2013).

Berpola menyerupai shooting star di atas middle bollinger bands (MBB). MACD cenderung datar dengan histogram positif yang sideways. RSI, William's %R, dan stochastic mencoba bertahan untuk tidak melemah lebih dalam.

"Ternyata IHSG kemarin ditutup pada kisaran target resisten kami (4.815-4.826) meskipun sempat dilampauinya. Peluang pelemahan yang sebelumnya dikhawatirkan akan terjadi tidak didekati oleh IHSG, sehingga diharapkan IHSG bisa tetap mempertahankan posisinya di zona hijau," ujarnya.

Namun demikian, menurut dia, investor perlu juga untuk tetap mewaspadai dan mengantisipasi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi. Pada perdagangan kemarin sengatan kabar Siprus tidak membuat bursa saham Asia, termasuk IHSG berkubang pada zona merah dalam waktu yang lama seperti yang dikhawatirkan sebelumnya.

Terlihat dari mulai rebound-nya bursa saham Asia setelah pelaku pasar banyak berharap positif terhadap pertemuan parlemen Siprus untuk membahas pengenaan pajak. Pelaku pasar sebelumnya banyak dilanda kepanikan bahwa pengenaan retribusi kepada para deposan adalah benar-benar diberlakukan. Padahal, kebijakan tersebut barulah rencana dan belum diberlakukan.

Selain itu, pelaku pasar juga menantikan pertemuan FOMC The Fed untuk membahas masalah stimulus. Meski asing tercatat nett sell, namun karena mayoritas bursa saham Asia menghijau, maka IHSG kembali positif meskipun sepanjang intraday perdagangan cenderung flat.

Sepanjang perdagangan kemarin, IHSG menyentuh level 4.840,66 (level tertingginya) di awal sesi 1 dan menyentuh level 4.812,87 (level terendahnya) di pertengahan sesi 1 dan akhirnya berhasil bertengger di level 4.822,63. Volume perdagangan dan nilai total transaksi turun.

Investor asing mencatatkan nett sell dengan penurunan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatatkan nett buy.

Pergerakan nilai tukar rupiah masih di zona merah seiring dengan sikap pelaku pasar yang menantikan hasil voting parlemen Siprus terkait persetujuan rencana skema bailout yang diinginkan oleh zona Eropa, yakni pemberlakuan pungutan pajak bagi deposan.

Hal yang membuat pasar khawatir ialah jika Parlemen Siprus nanti malam akan menolak skema bailout, maka pemberian bailout akan gagal dan Siprus akan terancam default.

Pelemahan rupiah terbatas setelah terimbas pernyataan Deputi Gubernur Reserve Bank of Australia (RBA), Philip Lowe, bahwa nilai tukar dolar Australia sekarang tidak begitu tinggi dan kenaikan foreign direct investment (FDI) China.

Bursa saham Asia back to go green setelah banyak pengamat yang memberikan penilaian tidak perlunya terlalu khawatir tentang potensi penularan politik dari pengenaan pajak deposito di Siprus.

Apalagi akan ada pertemuan tingkat parlemen pemerintahan Siprus yang akan membahas masalah ini, dimana kemungkinannya akan ada penolakan pengenaan retribusi pada deposan perbankan dan langkah lain untuk mengatasi kondisi tersebut.

Sentimen positif juga datang seiring dengan pergantian Gubernur BoJ yang baru, Haruhi Kuroda dari Masaaki Shirakawa serta tetapnya leading index China, meski di sisi lain terjadi kenaikan nilai FDI sebesar 6,3 persen di Februari menjadi USD8,21 miliar.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0904 seconds (0.1#10.140)