2012, laba bersih Medco Energi turun 80%
A
A
A
Sindonews.com - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) sepanjang tahun lalu mencatat penurunan laba bersih mencapai 79,94 persen menjadi USD17,9 juta dari tahun sebelumnya sebesar USD89,22 juta. Sementara laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD12,6 juta atau turun 85,19 persen dibanding tahun 2011 senilai USD85,07 triliun.
Turunnya laba bersih perseroan akibat perseroan tidak lagi mengonsolidasikan penjualan dan pendapatan dari Medco Power Indonesia (MPI) dan Medco Sarana Kalibaru (MSK) ke dalam buku perseroan pasca mendivestasikan dua unit usahanya tersebut ke Saratoga Power dan Puma Energy.
Di samping itu, terdapat sejumlah aset yang mengalami penurunan nilai, yang akan dikembalikan ke pemerintah, seperti aset eksplorasi Merangin dan aset yang tidak ekonomis, seperti pabrik bioetanol di Lampung dan MSK.
Selain itu, perseroan juga memasukkan pembebanan pajak yang ditangguhkan di tingkat perseroan dan pengeboran satu sumur eksplorasi di Blok South Central Sumatera yang dry hole dalam pelaporan laba rugi perusahaan.
Adapun jumlah keseluruhan impairment, deferred tax asset dan sumur dry hole sebesar USD51 juta. Dengan memasukkan hal itu dalam pelaporan rugi perseroan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham di tahun lalu menjadi USD12,6 juta. Perseroan menyakini, penghapusan buku beberapa aset akan memperkuat keuangan perseroan ke depan dan membantu tujuan perseroan, baik jangka menengah maupun panjang.
Kendati laba bersih turun, perseroan berhasil membukukan penjualan dan pendapatan usaha naik 11,2 persen menjadi USD909,05 juta dari USD817,72 pada tahun 2011. Direktur Utama Medco Energi Internasional, Lukman A Mahfoedz mengatakan, mayoritas penjualan dan pendapatan perseroan pada tahun lalu dikontribusi dari meningkatkan penjualan minyak dan gas.
Penjualan dan pendapatan migas perseroan naik 9,1 persen menjadi USD873,03 juta dari tahun sebelumnya USD800,5 juta. Angka tersebut sekitar 96 persen dari penjualan dan pendapatan perseroan pada 2011.
Naiknya penjualan dan pendapatan migas didukung naiknya harga minyak, yakni USD115,6 per barel dibanding tahun 2011 sebesar USD113,7 per barel. Selain itu, juga ditopang renegosiasi kontrak gas dan harga gas yang lebih tinggi, yakni rata-rata harga gas USD4,03/MMBTU pada tahun lalu, sedangkan pada 2011 hanya USD3,8/MMBTU.
Sementara pada Oktober 2012, unit usaha pertambangan batu bara memberi kontribusi pendapatan sebesar USD9,09 juta dan jasa pengeboran menyumbang kenaikan pendapatan menjadi USD17,8 juta dari tahun sebelumnya USD8,7 juta. Adapun jumlah penjualan dan pendapatan kegiatan seluruh usaha nonmigas perseroan pada tahun lalu mencapai USD36 juta atau naik 109 persen dibanding tahun sebelumnya senilai USD17,2 juta.
"Melihat kerja operasional dan suksesnya pengembangan proyek utama hingga saat ini, kami optimistis kinerja perseroan di tahun-tahun mendatang. Kami berharap untuk menjaga tingkat produksi migas yang sama sampai dengan proyek utama pertama kami sudah beroperasi, yaitu Senoro upstream dan DSLNG pada akhir tahun 2014," tutur Lukman dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/3/2013).
Turunnya laba bersih perseroan akibat perseroan tidak lagi mengonsolidasikan penjualan dan pendapatan dari Medco Power Indonesia (MPI) dan Medco Sarana Kalibaru (MSK) ke dalam buku perseroan pasca mendivestasikan dua unit usahanya tersebut ke Saratoga Power dan Puma Energy.
Di samping itu, terdapat sejumlah aset yang mengalami penurunan nilai, yang akan dikembalikan ke pemerintah, seperti aset eksplorasi Merangin dan aset yang tidak ekonomis, seperti pabrik bioetanol di Lampung dan MSK.
Selain itu, perseroan juga memasukkan pembebanan pajak yang ditangguhkan di tingkat perseroan dan pengeboran satu sumur eksplorasi di Blok South Central Sumatera yang dry hole dalam pelaporan laba rugi perusahaan.
Adapun jumlah keseluruhan impairment, deferred tax asset dan sumur dry hole sebesar USD51 juta. Dengan memasukkan hal itu dalam pelaporan rugi perseroan, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham di tahun lalu menjadi USD12,6 juta. Perseroan menyakini, penghapusan buku beberapa aset akan memperkuat keuangan perseroan ke depan dan membantu tujuan perseroan, baik jangka menengah maupun panjang.
Kendati laba bersih turun, perseroan berhasil membukukan penjualan dan pendapatan usaha naik 11,2 persen menjadi USD909,05 juta dari USD817,72 pada tahun 2011. Direktur Utama Medco Energi Internasional, Lukman A Mahfoedz mengatakan, mayoritas penjualan dan pendapatan perseroan pada tahun lalu dikontribusi dari meningkatkan penjualan minyak dan gas.
Penjualan dan pendapatan migas perseroan naik 9,1 persen menjadi USD873,03 juta dari tahun sebelumnya USD800,5 juta. Angka tersebut sekitar 96 persen dari penjualan dan pendapatan perseroan pada 2011.
Naiknya penjualan dan pendapatan migas didukung naiknya harga minyak, yakni USD115,6 per barel dibanding tahun 2011 sebesar USD113,7 per barel. Selain itu, juga ditopang renegosiasi kontrak gas dan harga gas yang lebih tinggi, yakni rata-rata harga gas USD4,03/MMBTU pada tahun lalu, sedangkan pada 2011 hanya USD3,8/MMBTU.
Sementara pada Oktober 2012, unit usaha pertambangan batu bara memberi kontribusi pendapatan sebesar USD9,09 juta dan jasa pengeboran menyumbang kenaikan pendapatan menjadi USD17,8 juta dari tahun sebelumnya USD8,7 juta. Adapun jumlah penjualan dan pendapatan kegiatan seluruh usaha nonmigas perseroan pada tahun lalu mencapai USD36 juta atau naik 109 persen dibanding tahun sebelumnya senilai USD17,2 juta.
"Melihat kerja operasional dan suksesnya pengembangan proyek utama hingga saat ini, kami optimistis kinerja perseroan di tahun-tahun mendatang. Kami berharap untuk menjaga tingkat produksi migas yang sama sampai dengan proyek utama pertama kami sudah beroperasi, yaitu Senoro upstream dan DSLNG pada akhir tahun 2014," tutur Lukman dalam keterangannya di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (20/3/2013).
(rna)